BIMATA.ID, Jakarta- Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, terdapat sekitar 6 hingga 7 juta kendaraan roda empat (mobil) yang tidak bisa isi Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite. Hal itu apabila kebijakan pembatasan pembelian Pertalite berlaku untuk mobil dengan cubicle centimeter (cc) di atas 2.000 cc atau 1.500 cc.
Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menjelaskan terdapat 6-7 juta mobil dengan spesifikasi mesin 1500 hingga 2000 cc yang seharusnya tidak berhak lagi mengkonsumsi Pertalite. Namun demikian, sekalipun mempunyai cc besar namun kendaraan tersebut masih tetap juga menenggak Pertalite dengan bebas.
“Mobil-mobil kelas 1500 cc sampai 2000 cc di atas 6-7 juta. Nah, ini kelompok-kelompok yang kalau kita bisa beli mobil semestinya bisa beli bbm non subsidi. Seharusnya kita lihat dari perspektif itu. Ini yang selalu kami sampaikan, bagaimana kita mengelola subsisi ini,” jelas Saleh dalam Economic Challenges, Selasa Malam (12/07/2022).
Oleh sebab itu, MyPertamina disiapkan untuk penyaluran subsidi secara tertutup. Sehingga nantinya penyaluran subsidi dapat lebih tepat sasaran.
Selain itu, pihaknya akan terus berupaya melakukan pengendalian volume penyediaan dan pendistribusian Pertalite yang pada tahun ini dialokasikan sebesar 23,5 juta kilo liter (kl).
Berdasarkan hitungan BPH Migas jika konsumsi Pertalite pada tahun ini mengalami kenaikan sebesar 10% saja, maka hingga akhir tahun konsumsinya diperkirakan akan tembus 25 juta kl. Sementara, jika konsumsinya naik sebesar 20%, maka hingga akhir tahun konsumsinya diproyeksi mencapai 28 juta kl.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati memaparkan berdasarkan hasil rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan Menko Perekonomian, pembatasan pengguna JBKP yakni Pertalte ditetapkan khusus untuk beberapa kategori. Diantaranya yakni untuk roda empat plat hitam yakni dengan spesifikasi mesin 1.500 CC ke bawah dan roda dua 250 cc ke bawah.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) wholesales yang dirunut secara kategori, mobil dengan kapasitas mesin di bawah 1.500 cc paling banyak diminati.
Beberapa model di antaranya yaitu Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Daihatsu Teros, Daihatsu Rocky, DFSK Golry i-Auto, Honda Brio, Honda HR-V, Honda Mobilio, Mitsubishi Xpander, Nissan Magnite, Suzuki Ertiga, Toyota Raize, Toyota Rush, dan tidak ketinggalan mobil di segmen Low Cost Green Car (LCGC) sekelas Toyota Calya, Daihatsu Sigra, hingga si kembar Agya-Ayla.
Untuk kendaraan yang dilarang menggunakan Solar Subsidi diantaranya adalah: Pertama, kendaraan bermotor perseorangan (plat hitam) kecuali pick up. Kedua, kendaraan dinas. Ketiga, kendaraan perkebunan rakyat dan hasil pertambangan rakyat di atas roda empat.
Keempat, kereta api selain kereta api umum yang mengangkut penumpang dan kereta api umum barang yang mengangkut kebutuhan pokok, parcel dan ejek.
Pertamina Patra Niaga mencatat sampai pada hari Minggu (10/7/2022) konsumen yang mendaftarkan kendaraannya sebagai pengguna BBM jenis Pertalite dan Solar subsidi mencapai 80 ribu kendaraan. Terutama sejak proses pendaftaran dibuka pada 1 Juli kemarin.
(zbp)