BIMATA.ID, Jakarta- Badai Matahari diperkirakan akan menghantam Bumi besok, pada Rabu (20/7/2022), yang dapat mengganggu sinyal GPS dan radio.
Dampak dari semburan Matahari yang diprediksi NASA akan terjadi pada 19 Juli 2022 ini akan menjadi “serangan langsung”.
Menurut Dr Tamitha Skov, diprediksi akan terjadi gangguan sinyal di sisi malam Bumi dan mungkin aurora juga akan terlihat di beberapa wilayah.
Namun, ada kemungkinan badai juga dapat terjadi pada akhir pekan ini. Menurut SpaceWeather, badai kelas G1 yang dikategorikan sebagai badai kecil namun dapat berdampak pada operasi satelit ini dapat menghantam Bumi pada 20 Juli atau 21 Juli 2022.
Asal-usul badai berasal dari lontaran massa korona (CME) yaitu pelepasan energi plasma dan magnet yang melompat dari Matahari sejak 15 Juli 2022 oleh filamen magnet yang tidak stabil.
Letusan ini mampu melepaskan 100.000 kali lebih banyak energi daripada seluruh pembangkit listrik di Bumi yang dihasilkan sepanjang tahun.
Dilansir dari Independent pada Selasa (19/7/2022), badai Matahari yang kuat dapat memiliki efek serius pada aktivitas manusia.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa satelit telah keluar dari orbitnya karena peningkatan aktivitas angin Matahari dan pesawat yang lebih kecil telah hancur akibat angin tersebut.
Para ilmuwan mungkin memiliki cara untuk memprediksi badai ini. Dengan prediksi tersebut, itu dapat membantu manusia melindungi infrastruktur yang rentan seperti jaringan listrik, peralatan komunikasi, dan internet.