BIMATA.ID, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Aboe Bakar Alhabsyi mengemukakan, pihaknya memperjuangkan adanya lebih dari dua pasangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 untuk mencegah polarisasi masyarakat.
“PKS memperjuangkan adanya pasang calon lebih dari dua pada Pilpres (pemilihan presiden) mendatang. Hal Ini untuk menghindari adanya polarisasi bangsa. Kami tidak ingin adanya keterbelahan,” ujarnya, saat menjadi narasumber dalam webinar bertajuk ‘Reformasi Partai Politik: Meneguhkan Perannya sebagai Pilar Utama Demokrasi’, dikutip dari kanal YouTube FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis (30/06/2022).
Oleh karena itu, sejak merayakan Milad Ke-20 PKS, pihaknya mulai membangun komunikasi politik dengan berbagai partai politik (parpol), seperti melalui tindakan melobi sejumlah parpol dan memfasilitasi perjodohan antara parpol dalam mengusung Capres.
Kapoksi PKS Komisi III DPR RI ini menjelaskan, perjuangan menghadirkan lebih dari dua paslon dalam Pilpres 2024 juga merupakan wujud dari upaya PKS untuk menjalankan salah satu peran parpol, yakni sebagai sarana pengatur konflik.
“Sejak sekarang (untuk menghadirkan lebih dari dua paslon presiden-wakil presiden), kami melakukan lobi-lobi (dengan parpol), masih berlanjut, masih panjang waktunya. Paling tidak, masih satu tengah tahun lagi. Ini sebenarnya adalah bagian dari peran parpol sebagai pengatur konflik,” jelas Aboe.
Dalam perannya sebagai sarana pengatur konflik, parpol sepatutnya mengatasi beragam persoalan yang ada di tengah suasana berdemokrasi, seperti mencegah terjadinya polarisasi dalam kontestasi politik melalui berbagai pendekatan dan cara.
Kendati demikian, Aboe memandang, peneguhan peran parpol dalam demokrasi menjelang Pilpres, salah satunya memang dapat dilakukan dengan memperbanyak calon presiden (Capres).
“Ringkasnya, dapat dikatakan, dalam konteks kekinian, peneguhan peran parpol dalam demokrasi menjelang Pilpres ini dapat dilakukan dengan memperbanyak Capres yang berkontestasi di Pemilu 2024,” imbuh legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) I ini.
Mengenai sosok Capres yang diusung, Aboe menilai, pihak yang diusung memang sebaiknya berasal dari internal partai. Meskipun begitu, hal tersebut bukan menjadi nilai mati.
“Karena kita harus mencari titik temu dengan parpol lain dengan membangun koalisi. Jika realitas politik mempertemukan Capres dari dua Parpol, ini menjadi nilai lebih,” tuturnya.
[MBN]