BIMATA.ID, Jakarta – Tiga tersangka terorisme jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ditangkap di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 19 Juni 2022. Penangkapan itu untuk mengamankan kegiatan Presidensi G20 pada November 2022 mendatang.
“Pengungkapan ini sesuai dengan arahan Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo), dalam Presidensi G20 diharapkan tidak boleh ada insiden serangan atau aksi terorisme, karena akan mengubah image negara kita yang sedang menyelenggarakan kegiatan nasional,” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (21/06/2022).
Irjen Pol Dedi mengemukakan, penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih melakukan pendalaman. Ketiga tersangka tersebut masih diperiksa intensif.
“Karena kemungkinan dari hasil pengembangan ada tersangka baru,” ujarnya.
Dia memastikan, akan menyampaikan perkembangan penyidikan ke awak media. Saat ini, penyidik masih fokus pemeriksaan.
Ketiga tersangka itu ialah SO alias AAF alias U; AS alias A; dan MH alias D alias B alias DB alias DA. SO dan AS merupakan residivis tindak pidana terorisme. SO ikut merakit bom rakitan (bom lontong) di rumah kontrakan JIPO alias Ibeng di Desa Kalora, Kelurahan Poso, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
SO juga ikut merakit bom yang meledak di Pos Polisi Smaker Jalan Tanjungbulu, Kelurahan Kasintuwu, Kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulteng pada 22 Oktober 2012. Lalu, menyembunyikan informasi keberadaan Santoso yang masuk daftar pencarian orang (DPO) dalam peristiwa penembakan anggota Polri di Bank BCA Palu pada 25 Mei 2011.
AS berperan menyembunyikan DPO tindak pidana terorisme, Fajar, pelaku penembakan anggota Polri atas nama Yamin di Bima. Fajar telah meninggal dunia. Sedangkan, MH diduga terlibat aktif mengikuti kajian tersangka SO usai bebas dari penjara.
Materinya tentang Daulah bersama dengan kelompok MR yang telah ditangkap sebelumnya. MH juga melakukan idad fisik berupa long march dan mendaki gunung di beberapa lokasi di Kota Bima, serta diduga memiliki akses untuk pembuatan senjata tajam di Pandai Besi.
[MBN]