BIMATA.ID, Makassar – Panitia Pelaksana Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer – Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK-SBMPTN) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar rapat koordinasi, Selasa (10/5/2022).
Rapat yang berlangsung di Lantai 7, Gedung Rektorat Unhas itu dipimpin Wakil Rektor Bidang Akademik selaku Ketua Panitia Pusat UTBK Unhas, Prof Muh. Restu, MP.
Prof Restu menjelaskan bahwa pelaksanaan UTBK-SBMPTN tahun ini tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, panitia tetap perlu mengadakan pemeriksaan terkait kesiapan, baik teknis maupun non teknis.
“Kita perlu memastikan seluruh elemen kepanitiaan telah melaksanakan tugas dan fungsinya, terutama untuk memastikan proses UTBK-SBMPTN nanti dapat berjalan tanpa kendala, tidak ada kecurangan, dan seluruh pihak yang terlibat mengetahui peran dan tanggung jawabnya,” kata Restu.
Pelaksanaan UTBK-SBMPTN 2022 akan berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia mulai 17 Mei 2022. Pelaksanaan gelombang pertama akan berlangsung hingga tanggal 23 Mei 2022.
Unhas sebagai salah satu pusat UTBK yang ditunjuk oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) akan mengelola ujian bagi 24.765 peserta, yang akan menggunakan 985 komputer.
Ujian berlangsung di Kampus Tamalanrea (sebanyak 780 komputer pada 5 lokasi) dan Kampus Gowa (sebanyak 205 komputer pada 5 lokasi). Panitia UTBK Unhas telah menyiapkan 37 ruangan ujian.
Koordinator pelaksana pusat UTBK Unhas, Dr. Eng. Wardi, ST, M.Eng, menjelaskan bahwa hingga saat ini kesiapan telah hampir maksimal.
Rapat kali ini mendengarkan laporan dari masing-masing bagian kepanitiaan, yang secara umum tidak ditemukan kendala berarti.
Masing-masing bagian kepanitiaan memberikan laporan terkait kesiapan tenaga pengawas yang akan diturunkan, distribusi dokumen-dokumen ujian, kesiapan papan informasi dan penunjuk lokasi, kebutuhan perlengkapan di setiap ruangan, hingga kesiapan dukungan listrik dan pengamanan.
“Khusus untuk pengamanan jalannya ujian, kita akan menerapkan pengawasan berlapis. Kita sudah mengidentifikasi titik-titik mana saja yang potensial terjadinya kecurangan. Sehingga kita akan mengoptimalkan pemantauan pada titik-titik tersebut,” kata Wardi.
[HW]