Bimata

Presiden Jokowi Tegaskan Penanganan Pandemi Covid-19 Harus Tetap Dilanjutkan

BIMATA.ID, Jakarta – Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, penanganan pandemi Covid-19 di tingkat global harus terus dilanjutkan. Upaya serius dalam penanganan Covid-19 harus tetap dilakukan hingga virus korona betul-betul bukan lagi menjadi ancaman.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat sambutan dalam pembukaan Sidang Komisi ke-78 United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin, 23 Mei 2022.

Satu strategi yang terus digaungkan Presiden Jokowi adalah pemerataan akses terhadap vaksin Covid-19 bagi seluruh masyarakat dunia.

Presiden Jokowi mengatakan, sebagian negara telah mencatatkan jumlah vaksinasi yang tinggi. Di sisi lain, ada negara yang pencapaian vaksinasinya masih minim. Dia meminta, UNESCAP ikut turun tangan mengatasi persoalan tersebut. Kesenjangan vaksinasi, terutama di kawasan Asia Pasifik harus ditutup.

“Kawasan ini memiliki negara dengan pencapaian vaksinasi tertinggi dan juga terendah di dunia. UNESCAP harus dapat mendukung terbentuknya jaringan fasilitas produksi dan distribusi vaksin regional agar tantangan logistik dab rantai pasok teratasi,” katanya.

Selain itu, Presiden Jokowi mendorong komunitas negara-negara Asia Pasifik meningkatkan pendanaan dalam upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Asian Development Bank memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk mengakselerasi SDGs di Asia Pasifik mencapai USD 1,5 triliun.

Namun, ketersediaan pendanaan secara global hanya USD 1,4 triliun. Mantan Gubernur Provinsi DKI Jakarta ini menyebut, kesenjangan besar itu harus ditutup dan investasi sektor swasta harus didorong.

“Meskipun Asia Pasifik kawasan terbesar bagi penanaman modal asing, nilai investasi ke kawasan sendiri masih kecil. UNESCAP perlu mendorong penguatan investasi intrakawasan, mendukung kemudahan berusaha, promosi dan bisnis matching di antara negara anggota,” tandas Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menilai, pendanaan inovatif perlu diciptakan. Kolaborasi UNESCAP dengan ADB dan lembaga pendanaan lainnya juga sangat diharapkan.

“Indonesia sendiri memajukan berbagai pendanaan inovatif, termasuk SDGs Indonesia one, green sukuk, dan ekonomi karbon,” imbuh Kepala Negara.

Mantan Wali Kota Surakarta ini juga menekankan, pentingnya penciptaan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Digitalisasi, pemberdayaan UMKM, dan ekonomi hijau adalah kunci untuk menatap masa depan yang lebih baik.

“Optimalisasi digitalisasi perdagangan akan memangkas biaya perdagangan di kawasan setidaknya 13 persen. Akses UMKM pada financial inclusion dan rantai pasok kawasan perlu didorong,” ujar Presiden Jokowi.

[MBN]

Exit mobile version