BIMATA.ID, Jabar – Komisioner Komnas Perlindungan Anak (PA) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Wawan Wartawan, akan mendorong kepolisian untuk mendalami kasusnya bocah 14 tahun di Karawang yang bunuh diri.
Wawan berharap, fakta-fakta kasus itu terungkap jelas.
“Kita mendorong kepolisian untuk melakukan pendalaman atas kasusnya, agar bisa terungkap fakta-fakta yang sebenarnya,” tuturnya, Kamis (12/05/2022).
Ditanya soal autopsi atas jenazah S, Komnas PA Provinsi Jabar berharap, keluarga bisa terbuka dan menerima atas pendalaman kasusnya. Sebab, ada sejumlah kejanggalan dari kematian bocah tersebut.
“Yang memang jadi kendala saat ini orang tua korban menolak untuk autopsi. Jadi, saya berharap ada upaya-upaya lain agar autopsi bisa dilakukan,” pungkas Wawan.
“Karena permasalahan ini kan jadi hal sensitif di masyarakat. Bahkan, beredar spekulasi bermunculan di masyarakat,” sambungnya.
Terpisah, Anggota Komisi 4 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang, Indriyani meminta, agar Pemerintak Kabupaten (Pemkab) Karawang memberikan perhatian khusus kepada keluarga sang bocah.
“Jadi saat ke rumahnya sungguh memprihatinkan dari kondisinya. Ayah bocah yang gantung diri itu memiliki 4 anak, termasuk almarhum S, dan semuanya putus sekolah. Dan anak terakhir yang paling kecil dari istri kedua, karena yang pertama tidak punya anak, jadi pisah,” ucapnya.
Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini menyampaikan, tempat tinggal orang tua S dan keluarganya jauh dari kata layak. Sehingga, perlu ada perhatian dari Pemkab Karawang.
“Rumahnya itu jauh dari fasilitas yang layak. Itu juga jadi perhatian, meski di kartu keluarga (KK) ayah dari S ini warga dari Desa Wanajaya, bukan di area hutan Perhutani, Desa Parungmulya,” papar Indri.
“Apalagi anaknya semua putus sekolah. Bahkan, salah satunya anak pertama melakukan nikah dini di usia 16 tahun,” tutup legislator daerah pemilihan (Dapil) 1 Kabupaten Karawang ini.
[MBN]