BIMATA.ID, Jakarta- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor menilai wacana penundaan pemilu hingga perpanjangan masa jabatan hanya membuat gaduh. Pernyataan yang keluar dari beberapa menteri dan ketua umum partai koalisi itu dinilai memperkeruh stabilitas politik Tanah Air.
Afriansyah mengatakan pemerintah sedang fokus dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi imbas pandemi covid-19. Seharusnya, kata dia, para pembantu presiden jangan membuat gaduh stabilitas politik.
“Dalam konstitusi, pemilu diadakan setiap lima tahun sekali, dan jabatan presiden hanya dua periode. Ini yang harus kita taati, jangan membuat gaduh dengan melempar ‘bola panas’ tentang wacana penundaan pemilu, itu sudah melanggar konstitusi,”jelas Afriansyah.
Dia menegaskan, para menteri dan partai pengusung seharusnya bekerja sama memberikan solusi atas permasalahan yang ada, seperti polemik minyak goreng dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Bukan membebani presiden dengan hal-hal yang tidak perlu.
Dirinya menilai, wacana penundaan pemilu membuat publik terbelah, khususnya di media sosial. Ada yang mendukung dan menolak penundaan pemilu.
“Ini kan kayak mengadu domba rakyat sendiri,” katanya.
Menurutnya, Presiden Jokowi bisa mengambil sikap tegas agar stabilitas negara terjaga. Kalau perlu, kata dia, dilakukan perombakan kabinet.
“Mungkin perlu adanya reshuffle kabinet, terutama di bidang ekonomi. Karena kabinet sekarang seperti bekerja untuk diri sendiri, bukan untuk presiden,” pungkasnya.
(ZBP)