BIMATA.ID, Jakarta- Ekonom senior, Faisal Basri menilai kebijakan pemerintah membiarkan harga Pertamax naik dan menahan harga Pertalite sebagai kebijakan banci.
“Jadi pemerintah membiarkan Pertamina menjual Pertamax dengan harga keekonomian, tapi Pertalite tidak, itu bancinya, enggak boleh itu,” ucapnya pada, Senin (04/04/2022).
Faisal menilai, hal tersebut memang memberikan kompensasi atas ditahannya harga Pertalite. Namun, pembayarannya tidak lancar.
“Sayangnya pembayarannya tidak lancar tergantung pemerintah punya uang atau tidak, kadang-kadang satu tahun baru dibayar, jadi ini merusak cash flow perusahaan,” ujar Faisal.
Dirinya mencontohkan negara tetangga seperti Malaysia yang membiarkan harga bahan bakar naik namun aturan lain seperti pajak dihapuskan. Terlebih lagi Malaysia diklaim memiliki dana stabilisasi yang didapat dari selisih antara harga minyak mentah ketika rendah dengan harga bahan bakar keekonomian.
“Pas harga minyak murah, BBM tidak turun dan dibuat cadangan dana minyak. Dana ini nantinya dipakai untuk mensubsidi kalau-kalau harga minyak melonjak, jadi bensin tidak ikutan melonjak seperti itu. Inilah yang nantinya enggak akan membuat kaget masyarakat,” Jelas Faisal.
(ZBP)