Sikap Ni’matullah Kejutkan Kolega, Ady Ansar Bela Rahman Pina soal PT Vale
BIMATA.ID, Makassar – Ketua Fraksi NasDem DPRD Sulsel Ady Ansar mengaku terkejut dengan sikap Wakil Ketua DPRD Sulsel Ni’matullah Erbe dalam klarifikasinya terkait pengusiran utusan PT Vale dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi D, Kamis (24/3/2022).
“Saya kira sikap ketua Komisi D, pak RP (Rahman Pina) sudah benar. Hanya menindaklanjuti keinginan dari para peserta rapat. Mudah-mudahan setelah dijadwalkan ulang, PT. Vale bisa hadir untuk mengklarifikasi sejumlah persoalan yang dipertanyakan beberapa pihak melalui surat dan aspirasi yang diterima di komisi D,” kata Ady dalam postingan klarifikasi yang dishare ke sejumlah grup Whatsapp, Jumat (25/3/2022).
Ady mengaku kaget atas pernyataan Ni’matullah yang beredar. Harusnya, Ulla sapaan karib Ni’matullah mendapat informasi utuh dari Komisi D sbelum memberi keterangan.
“Harusnya kak Ulla (Ni’matullah) sebagai salah seorang unsur pimpinan dewan, harus mendapatkan informasi utuh dari komisi D sebelum memberi keterangan,” imbuhnya.
Menurutnya, perlu diklarifikasi atas statemen Ulla yang disampaikan ke sejumlah media, karena yang bersangkutan tidak haadir dan tidak ngerti substansi masalah.
“Dalam rapat itu saya sampaikan, kalau beberapa waktu lalu, saya juga juga salah seorang unsur pimpinan di Komisi C. Sulit sekali menghadirkan direksi PT Vale. Karena di undangan kita tujukan ke direksi, tentu kita berharap salah seorang di antara mereka bisa hadir. Jadi keliru kalau ada yang buat statemen bahwa penjadwalan ulang itu dianggap pengusiran dan untuk kepentingan kelompok tertentu,” paparnya.
Dalam rapat tersebut, lanjut legislator asal Kabupaten Kepulauan Selayar ini, bahwa bukan cuma Rahman Pina yang mengusulkan agar direksi PT Vale dihadirkan.
“Teman-teman lain juga begitu, pak Ansyari Mangkona PDIP, pak Syarif PKB, pak Muchtar Badawing PAN, semua. Jadi saya kira putusan ketua komisi, pak RP (Rahman Pina), hanya menindaklanjuti keinginan dari para peserta rapat,” ucapnya.
Sebelumnya, Ni’matullah menyayangkan pengusiran yang dilakukan komisi D terhadap perwakilan PT Vale.
“Saya merasa terganggu dengan narasi yang menyebutkan DPRD mengusir utusan PT Vale, lagian rapat yang digelar Komisi D adalah RDP bukan rapat pengambilan keputusan,” kata Ni’matullah, Kamis, (24/3/2022).
Ulla mengatakan jika RDP dilakukan untuk membahas soal limbah bukan rapat pengambilan keputusan.
Di bagian lain, Ketua Komisi D DPRD Sulsel Rahman Pina, tak ingin berpolemik lebih jauh. Ia tetap pada pendiriannya untuk menghadirkan direksi PT Vale dalam RDP sekaligus meminta agar kontrak Vale yang berakhir 2025 tidak diperpanjang.
“Saya tak yakin pak Ulla lebih memihak investor asing dari pengusaha lokal dan nasional. Beliau mantan aktivis yang mumpuni. Tidak mungkin menjadi beking orang orang asing yang terus mengeruk kelayaan alam Sulsel,” kata Rahman.
Meski demikian, ia mengakui upaya upaya sistematis untuk menggagalkan perjuangannya untuk menghentikan kontrak PT Vale makin terasa.
“Begitu banyak kepentingan yang bermain di Vale,” ungkapnya.
(HW)