BeritaNasionalPolitikUmum

Pengamat: Pemerintah Belum Solid Terkait Isu Penundaan Pemilu

BIMATA.ID, Jakarta- Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, pemerintah belum solid dalam menyikapi wacana penundaan Pemiliihan Umum 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Menurutnya, tidak solidnya pemerintah itu tercermin dari perbedaan sikap di internal pemerintah antara Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

“Perbedaan itu menunjukkan posisi pemerintah belum solid mengenai isu itu. Kenapa belum solid, karena ada dua pandangan tadi, pertama pernyataan Pak Mahfud, kedua pernyataan Pak Luhut, dan ada lagi pernyataan Presiden,” katanya, Kamis (17/03/2022).

Arya menilai, sikap pemerintah yang belum solid itu menyebabkan isu penundaan pemilu terus bergulir di tengah masyarakat.

Dia menyebut, pemerintah harus memastikan posisi politiknya terhadap wacana menunda pemilu karena tahapan Pemilu 2024 seperti verifikasi partai politik dan pendaftaran calon anggota legislatif segera dimulai. Oleh karena itu, Arya mendorong Presiden Joko Widodo untuk kembali memberikan pernyataan di muka publik dalam merespons isu tersebut.

“Presiden perlu kembali menyampaikan pernyataan publik untuk memastikan dua isu. Pertama, posisi pemerintah terkait mengenai waktu pemilu, apakah ditunda atau tidak. Kedua, posisi politik pemerintah terkait wacana masa jabatan,” jelas Arya.

Arya menegaskan, kepastian politik itu diperlukan agar penyelenggara pemilu dapat memulai tahapan Pemilu 2024 dan memberikan kepastian bagi dunia usaha yang dibingungkan oleh isu penundaan pemilu. Sebelumnya dalam sebuah wawancara, Luhut menyatakan telah mengantongi data aspirasi masyarakat Indonesia yang ingin agar Pemilu 2024 ditunda.

Dirinya mengklaim, masyarakat ingin kondisi sosial politik yang tenang serta perbaikan kondisi perekonomian nasional.

 

(ZBP)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close