Bimata

Dirut PLN: Pasokan Listrik Selalu Defisit Selama 75 Tahun

BIMATA.ID, Jakarta – PT PLN (Persero) saat ini sedang mengalami ketidakseimbangan antara pasokan listrik yang terus bertambah dan permintaan listrik yang menurun. Kondisi tersebut menyebabkan PLN mengalami oversupply atau kelebihan pasokan listrik sejak kemunculan pandemi COVID-19.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, kondisi ini baru terjadi setelah 75 tahun PLN mengalami defisit, yaitu kondisi sebaliknya di mana permintaan listrik lebih besar daripada pasokan listrik yang diproduksi PLN.

Kejadian seperti ini membuat PLN menambah jajaran direksi yaitu Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan. Sejak dilantiknya Darmawan sejak 6 Desember 2021, jabatan direksi tersebut diduduki Bob Saril.

“Beliau (Bob Saril) adalah Direktur Niaga. PLN sudah 75 tahun tumbuh berkembang tidak pernah ada yang namanya Direktur Marketing atau Direktur Niaga,” kata Darmawan saat rapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (28/3).

Darmawan melanjutkan, kondisi oversupply ini membebani operasional dan penjualan listrik PLN, yaitu yang awalnya tidak berorientasi kepada strategi marketing, mindset tersebut pun harus diubah untuk memaksimalkan keuntungan bagi perseroan.

“Jadi jualan listrik itu beban, listriknya dari mana, kalau nambah jualan listrik nanti malah padam makanya tidak pernah ada Direktur Niaga dan Marketing. Tetapi mulai tahun 2020 ternyata PLN mengalami oversupply, nah untuk itu dengan terpaksa ada,” ungkap Darmawan.

“Karena sebelum ini PLN mengalami defisit, sehingga tidak berorientasi jualan, karena saat ini oversupply kami ubah mindset dari tadinya lebih ke internal mengelola infrastrukturnya, ke depan bagaimana bisa melayani pelanggan dengan lebih baik lagi,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Darmawan juga menuturkan beban kelebihan pasokan listrik PLN ini juga ditambah dengan tuntutan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Dengan begitu, tambahan pasokan listrik menjadi terus meningkat.

“Ini memberikan tekanan luar biasa pada sistem kita, untuk itu dengan masuknya era baru yaitu EBT berbasis pada alam, angin kencang listrik naik, kami harus imbangi itu tentu saja kami harus overlooking yaitu membangun sistem digital,” kata Darmawan.

 

 

YA

Exit mobile version