Bimata

Presiden Jokowi Harus Reshuffle Menteri Ngawur dan Asal Mangap

BIMATA.ID, Jakarta – Pengamat politik Rusmin Effendy memberikan tanggapan terkait adanya menteri dalam Kabinet Indonesia Maju yang memiliki kinerja buruk dan membuat kebijakan amburadul dan merugikan rakyat. Hal tersebut terlihat saat minyak goreng hilang tempe dan tahu sulit didapat.

“Sudah terbukti banyak menteri kabinet yang tidak bisa kerja dan membuat kebijakan amburadul yang merugikan rakyat. Tidak heran saat ini banyak menteri yang ngawur dan ngomong gede saja. Mereka harus dicopot,” katanya, kamis (24/2/2022).

Sementara itu sejarawan dan jurnalis senior Arief Gunawan memberikan tanggapan juga terkait hal yang sama, rezim hari ini realitas persoalan yang terjadi dan dialami oleh rakyat ditutup-tutupi secara kekanak-kanakan, antara lain melalui buzzersRp, cara kekerasan, dan kebohongan demi kebohongan.

“Sehingga saat ini semakin banyak menteri ngawur, yang dalam istilah tokoh nasional Dr Rizal Ramli, menteri-menteri itu ngomong asal mangap dan gede gaya doing,” ucap Arief dalam tulisannya di media sosial.

Sehingga saat ini semakin banyak menteri ngawur, yang dalam istilah tokoh nasional Dr Rizal Ramli, menteri-menteri itu ngomong asal mangap dan gede gaya doang.

Pihaknya memberikan contoh seperti Menteri Perdagangan M Luthfi misalnya mempersalahkan kelangkaan kedelai di dalam negeri saat ini terjadi akibat dikonsumsi oleh lima miliar babi di China.

“Menteri Perdagangan asal mangap. Ngeles kok ngasal,” tandas Rizal Ramli di akun twitter-nya baru-baru ini.

Ia juga menuding menteri di kabinet Jokowi menang gaya doang, mengurus kelangkaan minyak goreng yang ternyata ditimbun, juga tak mampu mengatasi.

Arief mengatakan, sikap asal mangap dan menang gaya para menteri ini, semakin memperlihatkan kesan kuat kabinet dikelola oleh para avonturir amatir, selain tidak memiliki keberpihakan kepada rakyat juga menunjukkan kuatnya dominasi kepentingan oligarki di kabinet.

“Kalau diilustrasikan pemerintahan hari ini sebenarnya sudah seperti orang lumpuh yang duduk di kursi roda. Sehingga lumrah kalau menteri-menterinya asal mangap dan menang gaya belaka, sekedar untuk mempertahankan privilege,” jelasnya.

Exit mobile version