BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah akan terus menjaga laju inflasi pada tahun ini, terutama risiko imported inflation.
Dia menjelaskan, Imported inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang impor dari luar negeri akibat efek perubahan nilai tukar.
“Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia maupun Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah untuk memitigasi berbagai tantangan pencapaian inflasi tahun 2022 baik yang berasal dari global maupun domestik,” jelas Airlangga, Rabu (02/02/2022).
Menurutnya, Penguatan program kerja dan strategi kebijakan pengendalian inflasi di level daerah menjadi strategis dalam mendukung pencapaian inflasi nasional tetap terkendali di tengah risiko-risiko yang dihadapi.
Dalam kesempatan ini, dia juga menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan upaya untuk melakukan stabilisasi harga minyak goreng. Sebelumnya telah dikeluarkan kebijakan untuk memastikan agar masyarakat dapat memperoleh harga minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau Rp14.000,00 per liter yang di mulai pada tanggal 19 Januari 2022.
“Kemudian, untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak goreng, Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng. Kebijakan HET ini berlaku mulai 1 Februari 2022,” ujar Airlangga di Jakarta, Rabu (02/02/2022).
Menurut Laporan BPS, inflasi di bulan Januari 2022 sebesar 2,18 persen (yoy). Airlangga menegaskan angka ini masih terkendali dalam kisaran sasaran target inflasi tahun 2022 sebesar 3 persen±1 persen (yoy). Secara bulanan, inflasi Januari 2022 sebesar 0,56 persen (mtm) sedikit menurun dibanding inflasi bulan Desember 2021.
Namun, inflasi Januari 2022 merupakan tertinggi pada periode yang sama sejak tahun 2019. Capaian Inflasi Januari dipengaruhi oleh pergerakan pada seluruh komponen inflasi dengan komponen inti menjadi penyumbang andil tertinggi terhadap inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari yakni sebesar 0,27 persen.
Inflasi inti sebesar 0,42 persen (mtm) dan merupakan tertinggi sejak Agustus 2019. Sementara secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 1,84 persen dan juga tertinggi sejak September 2020. Peningkatan inflasi inti pada Januari 2022 terutama disebabkan adanya peningkatan harga komoditas ikan segar, mobil, tarif kontrak rumah dan sewa rumah.
Selanjutnya, inflasi Volatile Food (VF) tercatat sebesar 1,30 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi VF bulan sebelumnya sebesar 2,32 persen (mtm) maupun rerata historis bulan Januari empat tahun terakhir sebesar 1,66 persen (mtm).
Beberapa komoditas VF yang dominan menyumbang terhadap inflasi Januari antara lain kenaikan harga daging ayam, beras, telur ayam ras dan tomat. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah.
(ZBP)