Bimata

Kepala BMKG Minta Pemprov Banten Waspada akan Potensi Gempa dan Tsunami di Cilegon

BIMATA.ID, Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk waspada akan potensi terjadinya gempa dan tsunami di wilayah Kota Cilegon, Banten. Hal tersebut dikatakan karena Kota Cilegon memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap dampak gempa dan tsunami.

“Letak Cilegon yang berada di ujung barat Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda, selain strategis juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami,” katanya, Rabu (16/02/20220.

Pihaknya juga mengatakan, apabila terjadi gempa kuat yang diikuti tsunami maka Kawasan Industri Cilegon menyimpan potensi bahaya berupa bencana kegagalan teknologi yang dapat menimbulkan kerugian berupa kerusakan infrastruktur, lingkungan, maupun cedera, penyakit, bahkan kematian manusia.

“Artinya, ada multi ancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya saat terjadi gempa bumi kuat yang diikuti tsunami,” ucapnya.

Dwikorita menerangkan berdasarkan pantauan BMKG sekurang-kurangnya terdapat empat sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut, yaitu Zona Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami, Zona Sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami, Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut, dan Gunung Anak Krakatau yang jika erupsi juga dapat memicu tsunami.

“Berdasarkan pemodelan dilakukan BMKG jika gempa terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda maka terdapat potensi kekuatan gempa hingga mencapai magnitudo 8,7.Diperkirakan, kawasan Cilegon akan terdampak dengan tingkat intensitas guncangan VI-VII MMI, yang dapat menimbulkan kerusakan ringan, sedang, hingga berat,” jelasnya

Genangan tsunami diperkirakan mencapai jarak maksimum sekitar 1,5 km dari tepi pantai di Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon, yang merupakan kawasan yang landai.

“Bencana ikutan akibat gempa bumi dan tsunami juga berpotensi terjadi di kawasan industri Cilegon, berupa kebakaran, sebaran zat kimia yang berbahaya, ledakan akibat bahan kimia, maupun tumpahan minyak,” tungkasnya.(oz)

Exit mobile version