Bimata

Harga Kedelai Terus Naik, Pemerintah Diminta Berikan Solusi

BIMATA.ID, Jakarta- Ketua Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) DKI Jakarta, Sytarto mengatakan, sudah dua pekan menyuarakan kenaikan harga kedelai yang terus naik. Namun belum ada kebijakan konkret yang dikeluarkan pemerintah.

“Ini sudah disuarakan 2 minggu, saya lihat pemerintah sudah ada pergerakan dengan menghubungi para importir, tapi belum ada kebijakan khusus yang dikeluarkan,” ujar Sytarto di Jakarta, Minggu (20/02/2022).

Menurutnya, memang sudah ada pembahasan khusus dengan pemerintah terkait fluktuasi harga kedelai. Namun dia merasa pemerintah masih tidak serius menanggapinya. Kenaikan harga kedelai dianggap sebagai masalah yang biasa terjadi.

Bila selepas aksi mogok produksi tahu tempe ini pemerintah masih tetap sama, maka para pengrajin akan nekat turun ke jalan. Mereka akan melakukan aksi demonstrasi di depan istana negara.

“Kalau respon pemerintah terhadap aksi ini dianggap hal yang biasa, kita bikin yang luar biasa. Kita akan demo besar ke depan istana,” ungkapnya.

Dia menilai, aksi mogok produksi ini sebagai salah satu bentuk protes kepada pemerintah karena masih dalam suasana pandemi. Namun bila tidak direspon serius, dia nekat turun ke jalan.

“Jadi jangan kondisi seperti ini dianggap hal yang biasa,” ucapnya.

Sytarto menambahkan, Saat ini harga jual kedelai di pasaran sudah mencapai Rp 11.300 per kilogram Pulau Jawa dan Rp 12.500 di luar Pulau Jawa. Harga tersebut kemungkinan masih akan terus naik. Dia memperkirakan kedepannya harga kedelai per kilogram bisa tembus Rp 13.000 di pulau Jawa dan bisa lebih tinggi di luar Jawa yang disebabkan beberapa bulan kedepan akan memasuki bulan Ramadan dan Lebaran Idulfitri.

 

(ZBP)

Exit mobile version