BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengajak mahasiswa untuk menggunakan data desa berbasis SDGs Desa. Pasalnya, dengan menggunakan data berbasis SDGs Desa, mahasiswa akan mudah mengidentifikasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi warga desa beserta rekomendasi-rekomendasi perbaikan untuk pembangunan desa.
“Sejak 2021, Kementerian Desa PDTT telah memberikan arah bagi kebijakan pembangunan desa dengan adanya SDGs desa secara global untuk memudahkan kita menunjukkan kepada dunia bahwa desa di Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi dan menjaga kultur local. Melalui KKN tematik Membangun Desa UNUSIA, mahasiswa dapat mengambil bagian dalam percepatan pencapaian tujuan SDGs Desa,” katanya saat memberikan arahan kepada para mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) dalam acara pembekalan KKN bertajuk “Membangun Desa” untuk angkatan 2018 yang digelar secara daring di Jakarta, Senin (07/02/2022).
Gus Halim -sapaan akrab Menteri Abdul Halim Iskandar- menegaskan SDGs Desa bukan pemikiran abstrak, melainkan kongkrit untuk dijalankan di lapangan. Ini ditunjukkan oleh mudahnya pengambilan data lapangan. Kemudian berbasis data tersebut, terbitlah rekomendasi perbaikan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Implementasi rekomendasi berwujud kegiatan-kegiatan pembangunan, yang melibatkan warga sehingga menjadi bukti bahwa SDGs Desa adalah konsep praktis. Data SDGs Desa tersebut dikumpulkan oleh relawan desa, tersedia dan dimiliki oleh desa, serta digunakan oleh desa. Dengan mendalami data-data tersebut, Gus Halim berharap peserta KKN dapat berperan dan membantu pemecahan masalah desa, berkolaborasi dengan warga dan perangkat desa.
Gus Halim juga menyampaikan, peserta KKN yang sebentar lagi akan terjun ke desa dapat berkomunikasi dengan pendamping desa untuk bersinergi dan kolaborasi yang dimulai dari analisa peta persoalan berbasis SDGs Desa.
“Nanti pada saat sudah sampai di desa, mulai dari mendalami pendataan berbasis SDGs Desa, disitu akan kelihatan masalahnya, Kita sudah sampaikan kepada pendamping desa di seluruh Indonesia untuk memberikan ruang yang cukup bagi siapapun yang memiliki komitmen untuk membangun desa termasuk mahasiswa KKN untuk didampingi” jelas Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Senada dengan Gus Halim, Rektor UNUSIA, Juri Ardiantoro, M.Si, Ph.D, menegaskan bahwa pembangunan desa benar-benar didasarkan pada akar masalah. Jika masyarakat dan mahasiswa terbiasa dengan data, maka seluruh elemen akan sangat mudah untuk merancang pembangunan desa.
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik ini menyatakan kesiapan UNUSIA mewujudkan desa binaan, meski durasi KKN sangat singkat dan sumber dayanya terbatas.
“Sebisa mungkin UNUSIA maju bersama, bukan hanya rektor, dekan, dan dosen yang bergerak, tapi juga mahasiswanya. Berikutnya, kami ucapkan terima kasih kepada Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi yang telah memberikan dukungan pada program KKN UNUSIA, karena desa adalah ujung tombak pembangunan Indonesia.” ujarnya.
Kepada mahasiswa peserta KKN Tematik, Mantan Ketua KPU RI ini berpesan agar dalam menjalankan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa mampu membangun citra UNUSIA yang baik di mata mayarakat.