BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menyatakan ada oknum-oknum pejabat negara dan pemerintah yang kerap menuding serta membidik tokoh-tokoh dari agama tertentu sebagai radikal Namun tudingan tersebut tidak dilakukan kepada agama lain.
“Padahal mereka-mereka itu juga merupakan pentolan-pentolan utama dalam mendorong tindakan radikalisme dan terorisme, bahkan separatisme. Tapi mereka-mereka yang telah berbuat onar tersebut seperti tidak dijamah dan terjemah,” katanya, Jumat (28/01/2022).
Pihaknya juga mengatakan, di bidang ekonomi, para pemimpin Indonesia lebih memperhatikan kepentingan pemilik kapital daripada kepentingan rakyat padahal konstitusi di Pasal 33 UUD 1945 telah mengamanatkan kepada negara untuk menciptakan sebesar-besar kemakmuran rakyat.
“Memang pemerintah dan DPR sudah memakmurkan rakyat, tapi rakyat yang mana? Yaitu mereka-mereka yang punya duit atau yang disebut para pemilik kapital dan atau para oligarki. Sementara fakir miskin dan anak terlantar nyaris tidak terurus dengan baik, masih jauh panggang dari api,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebut dunia maya sudah dikerubungi paham radikalisme, serta pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menyebutkan adanya paham radikalisme kanan yang menyusup ke masyarakat.(oz)