BeritaHeadlinePolitik

PPP DKI Nyesel Pernah Dukung Ahok: Kami Mohon Maaf dan Ampunan Para Ulama

BIMATA.ID, Jakarta – Pemilihan umum (Pemilu) 2019 adalah mimpi buruk yang ingin segera dilupakan segenap kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Bagaimana tidak, PPP mencatatkan perolehan kursi terburuk sepanjang sejarahnya pada pesta demokrasi tersebut.

Kini, partai yang lahir pada era Orde Baru itu hanya punya 19 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), urutan paling buncit di antara Sembilan partai politik (parpol) penghuni parlemen. Di tingkat daerah pun jumlah legislator PPP menyusut, termasuk di Provinsi DKI Jakarta.

Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Provinsi DKI Jakarta, Najmi Mumtaza Rabbany menuturkan, partainya tengah dilanda krisis elektoral dan paceklik politik.

“Hal tersebut salah satunya disebabkan karena PPP meninggalkan para ulama, bahkan kebijakannya dianggap berseberangan dengan para ulama,” tutur pria yang akrab disapa Gus Najmi ini, dalam acara istighosah dan doa bersama untuk Almarhum Haji Lulung, di Jakarta, Minggu (30/01/2022) malam.

Pilihan politik yang disebutnya berseberangan dengan para ulama adalah keputusan mendukung Basuki T Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur (Cagub) pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Provinsi DKI Jakarta 2017.

Imbas dukungan kepada Ahok, sambung Gus Najmi, benar-benar terasa pada Pemilu 2019. PPP ditinggal sejumlah tokoh kuncinya di Ibu Kota, termasuk Haji Lulung yang hijrah ke Partai Amanat Nasional (PAN).

Perolehan suara pun hancur lebur. Sepuluh kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta yang berhasil diraih pada Pemilu 2014 sebelumnya menyusut jadi tinggal satu saja.

Oleh karenanya, PPP kini kembali bergerak ke arah yang benar. Gus Najmi menguraikan, PPP di usia yang ke-49 tahun telah kembali menjadi benteng politik umat Islam, sebagaimana cita-cita pendiriannya.

“Yakni, menjadi partai politik yang memperjuangkan aspirasi kepentingan umat Islam, mengupayakan keadilan, sehingga tidak ada saudara kita yang tertinggal dan menghadirkan laku politik Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” urainya.

Untuk lebih menegaskan bahwa PPP telah kembali ke jalan yang benar, dia menyampaikan permohonan maaf kepada para pemuka agama Islam di Ibu Kota.

“Saya mewakili pengurus dan kader PPP DKI Jakarta, dengan hati yang tulus memohon maaf dan ampunan kepada para ulama, habaib dan seluruh umat Islam di wilayah DKI Jakarta. Kami terus memohon bimbingan dan dukungan dari para ulama dan habaib, agar cita-cita mulia PPP terlaksana,” pungkas Gus Najmi.

Lebih lanjut, Gus Najmi mengajak seluruh kader dan simpatisan PPP di wilayah Provinsi DKI Jakarta untuk ikut dalam hijrah politik tersebut.

“Kami mengajak semua untuk melakukan hijrah politik, kembali kepangkuan para ulama sebagai bentuk pertaubatan dan ikhtiar untuk memperbaiki diri,” ucapnya.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close