Bimata

Megawati Ingatkan Kader PDIP Jangan Jadikan Hasil Survei Sebagai Pegangan

BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengingatkan para kader dan pengurus partai untuk tidak selalu berpegangan pada hasil survei elektabilitas partai.

Pasalnya, Presiden Republik Indonesia kelima ini menilai, pikiran rakyat sangat dialektis dan bisa berubah sewaktu-waktu.

“Jangan berpikir, kalau partai pelopor itu, kalau kita selalu lihat survei, oh survei kita tinggi. Saya selalu mengatakan, survei boleh dilihat, tetapi jangan jadi pegangan. Karena pikiran kita sangat dialektis, kalau saya bicara sekarang, ada orang mendengar, bisa saja ada hal-hal yang besok bagaimana keadaanya (berubah),” ucap Megawati, saat memberikan pidato dalam acara puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-49, Senin (10/01/2022).

Megawati menjelaskan, cara efektif untuk memenangkan pemilihan umum (Pemilu) adalah turun ke rakyat melakukan kerja-kerja politik. Hal itu yang dilakukan dalam perjalanan karir politiknya, sehingga PDIP selalu dipilih oleh rakyat.

“Caranya dengan melakukan kerja politik terbaik. Turun ke bawah merupakan jalan paling efektif untuk memenangkan Pemilu 2024. Oleh sebab itu, instruksi saya selalu kepada seluruh tiga pilar dan seluruh mereka yang bersimpati ke PDIP, selalu turun ke bawah, menyapa, melindungi, dan membahagiakan rakyat. Tak ada yang lain. Hanya itu,” jelas putri Presiden RI pertama, Soekarno ini.

Kepada seluruh anggota partai, dari struktur yang paling bawah, Megawati menegaskan, sudah menjadi tugas sejarah PDIP untuk meletakkan fondasi yang kokoh bagi perjalanan bangsa Indonesia.

“Kita gelorakan kehidupan perekonomian rakyat yang percaya pada kekuatan sendiri. Itulah wujud harga diri bangsa. Kita rawat negeri yang elok ini dengan penuh rasa cinta, dengan menggali seluruh nilai-nilai spiritualitas juang yang melekat dalam dirinya,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini mengungkapkan, PDIP terus melakukan konsolidasi yang dimulai dari penataan struktur dan struktural partai pada periode 1999 sampai 2009.

Kemudian, penegasan PDIP sebagai partai ideologi yang kokoh pada jalan Pancasila melalui Kongres ke-3 tahun 2010, dan ketetapan politik bahwa mengelola partai politik (parpol) identik dengan mengelola negara pada tahun 2015.

“Puncak melalui Kongres V tahun 2019 yang lalu, PDIP Perjuangan menegaskan jati dirinya sebagai partai pelopor. Partai pelopor adalah partai yang disiplin dalam berideologi, kita tahu ideologi kita jelas, yaitu Pancasila, teori pergerakan, makanya ada sekolah partai, lalu berorganisasi, itulah bagaimana cara mengorganisir siapa-siapa yang ada di PDIP dan siapa rakyat yang kita naungi,” ungkap Megawati.

[MBN]

Exit mobile version