BIMATA.ID, Cianjur- Sejumlah siswa SD di Desa Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Cianjur merasa kesulitan untuk menerima pendidikan, sebab untuk menuju sekolah mereka harus melewati jembatan gantung yang reot setiap harinya. Tidak jarang dari mereka sering bolos sekolah terutama di musim hujan lantaran takut melewati akses tersebut.
Jembatan gantung yang terbuat dari bambu itu membentang sepanjang 15 meter di Sungai Cikondang yang memiliki kedalaman lebih dari 7 meter. Para orang tua pun mengaku khawatir lantaran bisa saja sewaktu-waktu jembatan tersebut ambruk saat dilewati anak sekolah.
Melihat hal tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Ganjar Ramadhan mengatakan, rusaknya beberapa jembatan di Cianjur terutama wilayah selatan beberapa waktu lalu belum juga ada tindakan nyata dari Pemkab Cianjur.
Ganjar menilai, pemerintah kurang serius menangani sejumlah jembatan rusak sehingga siswa rela bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah lantaran jembatan yang hampir putus.
“Semakin hari saya lihat semakin banyak jembatan rusak. Yang paling parah liat siswa sekolah lewat jembatan dengan kondisi hampir roboh,” ucap Ganjar, Rabu (26/01/2022).
Dia mengaku sangat prihatin melihat kondisi tersebut mengingat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Cianjur sangat rendah, bahkan jadi salah satu kota wilayah miskin ekstrem.
“IPM kita sangat rendah, bahkan masuk kota miskin ekstrim, ditambah untuk sekolah saja siswa harus lewat jalan seperti itu. Sangat miris sekali,” katanya.
Politisi Partai Gerindra itu menegaskan, mulai saat ini pihaknya akan memantau terus perkembangan pembangunan sejumlah jembatan rusak yang menjadi akses utama sekolah serta warga untuk bertani.
“Karena sampai sekarang belum juga ada langkah nyata, ini akan jadi perhatian khusus buat kita supaya Pemkab tidak mengulur-ngulur waktu lagi untuk melakukan perbaikan,” tegasnya.
(ZBP)