BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Andre Rosiade, kembali menagih janji audit data industri semen di dalam negeri kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM RI, Bahlil Lahadalia.
Selama ini, Andre menyebut, industri semen dianggap kelebihan pasokan. Sehingga, bila dibiarkan bahkan ada tambahan investasi baru akan menghantam pelaku industri yang sudah ada.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) ini mengungkapkan, September 2021 sempat dijanjikan oleh BKPM RI untuk melakukan audit data industri semen.
Namun hingga kini, pada saat Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, pada Senin, 31 Januari 2022, Andre kembali menagih janji Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI.
“Saya nggak mau marah-marah, tapi mau menanyakan hasil auditnya kapan? Karena KCIC yang lebih besar dari semen itu sudah hampir selesai di BPKP, tinggal tunggu penjelasan,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Sumbar I ini, butuh kejelasan apakah industri semen tersebut memang dalam kondisi kelebihan pasokan atau malah kekurangan.
“Belum lagi sayup-sayup isunya industri semen di Kalimantan Timur itu akan gunakan semen dari pabrik China,” tandas Andre.
Menjawab hal itu, Bahlil mengatakan, saat ini audit semen sudah dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI. Namun, masih membutuhkan waktu 1-2 bulan lagi.
“Biar lebih cepat, alangkah lebih baik jika Pak Andre gunakan hak dewan menyurati supaya cepat. Supaya narasinya seperti (BKPM) tidak serius mengurusnya,” katanya.
Ia menyatakan, audit semen penting untuk dilakukan supaya bisa melihat angka produktivitas.
“Saya pernah menjadi ketua asosiasi juga, narasi yang dibangun juga biar bisa meng-goal-kan strategi yang dilakukan. Ilmu begitu kita pernah sama-sama belajar,” papar Bahlil.
Akan tetapi, Bahlil menegaskan, sampai saat ini belum ada izin pabrik baru semen yang dikeluarkan sejak moratorium.
[MBN]