BIMATA.ID, Jakarta- Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu berujar jika utang pemerintah akan berdampak kepada masyarakat.
Indonesia memiliki utang dengan rasio penerimaan sebesar 369 persen dan sudah melebihi dari rekomendasi IMF (International Monetary Fund). Pemasukan negara dikabarkan tidak bisa untuk membayar utang dengan suku bunga yang terus naik.
“Dampak terhadap masyarakat itu juga ugal-ugalan. Sebagian besar masyarakat berujar jika mereka tidak merasakan dampaknya. Betul, mereka tidak merasakan dampak secara langsung,” kata Muhammad Said Didu.
Menurut Said Didu masyarakat akan mengalami dampak tidak langsung melalui beberapa hal akibat utang pemerintah yang ugal-ugalan.
“Anda sekarang sudah kesulitan mendapatkan BBM (bahan bakar minyak) murah, premium sudah dihapuskan, tidak ada lagi subsidi, pupuk semakin langka, tarif jalan tol semakin naik, biasa sekolah semakin mahal, dan tarif listrik semakin naik. Itu adalah yang Anda nikmati karena tidak ada lagi uang negara untuk membayar utang,” ujar Said Didu.
Menurutnya, pembuatan utang yang ugal-ugalan akan semakin menyusahkan rakyat.
(ZBP)