BIMATA.ID, Jakarta– Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo membeberkan rencana baru untuk perusahaan setrum negara ini ke depannya.
Dia menuturkan, saat ini PLN mendapatkan tugas baru yakni transisi energi. Pemerintah telah melontarkan bahwa ekonomi Indonesia harus mengalami dekarbonisasi. Khusus untuk sektor kelistrikan, ada program yang bernama karbon netral di 2060.
Hal ini juga bertepatan dengan diluncurkannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang lebih hijau. Bahkan, RUPTL kali ini merupakan paling hijau dalam sejarah Indonesia, karena dari tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 41 Giga Watt (GW) selama 2021-2030, ternyata 51,6% berbasis pada energi terbarukan.
“Arahan Presiden, Menteri BUMN, Menteri ESDM bahwa transisi untuk melakukan dekarbonisasi ini bisa berjalan dengan smooth (lancar),” tuturnya.
Dia menyebut, untuk mendukung target netral karbon pada 2060, Indonesia perlu membangun pembangkit listrik berbasis EBT hingga 250 GW. Dengan demikian, ini membutuhkan nilai investasi yang besar hingga Rp 9.000 triliun.
Menurutnya, PLN juga bersiap melaksanakan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan, salah satunya dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
(ZBP)