BeritaPolitik

Gus Yahya Persilakan Kader NU Ikut Kontestasi Politik, Tapi

BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mempersilakan kader Nahdlatul Ulama (NU) untuk mengikuti kontestasi politik, termasuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Namun demikian, pria yang akrab disapa Gus Yahya ini tidak ingin kader yang mengikuti kontestasi politik menjabat sebagai Pengurus PBNU.

“Hal yang penting, calon Presiden-calon Wakil Presiden, siapa pun, tidak berasal dari PBNU,” katanya, usai penutupan Muktamar ke-34 NU, di Provinsi Lampung, Minggu (26/12/2021).

Dirinya lantas menyebutkan sederet nama menteri Kabinet Indonesia Maju dan Kepala Daerah yang memiliki kedekatan dengan NU.

“(Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto itu konon NU karena keturunan Ki Ageng Gribig. (Menteri BUMN) Erick Thohir malah sudah masuk Banser, berarti NU juga. (Gubernur Jawa Tengah) Ganjar Pranowo itu paling tidak mertuanya NU, Rais Syuriah NU pada zamannya,” tandas Gus Yahya.

“Silakan orang-orang ini, kader, jadi Presiden dan Wapres. Hal yang penting, sekali lagi, tidak dari pengurus PBNU,” lanjutnya.

Gus Yahya menyampaikan, selama lima tahun ke depan visinya adalah ‘menghidupkan Gus Dur’. Artinya, sebagai sebuah organisasi, NU dikehendaki dapat benar-benar berfungsi dan dirasakan kehadirannya, sebagaimana dulu masyarakat menikmati fungsi dan merasakan kehadiran Gus Dur.

Dirinya mengemukakan, dengan visi besarnya, Gus Dur masih relevan sekarang dan masih akan sangat relevan hingga masa depan.

“Tidak mungkin menemukan pengganti personal dari keberadaan Gus Dur, mustahil. Tetapi, apa yang dibawakan Gus Dur, visinya, idealismenya, dan kinerjanya, saya bisa yakinkan bahwa itu semua harus dan bisa diproyeksikan menjadi satu konstruksi organisasi,” ujar Gus Yahya.

Perlu diketahui, Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 melalui Muktamar ke-34 NU, yang digelar di Provinsi Lampung, Jumat, 24 Desember 2021. Dirinya terpilih setelah meraih 337 suara, mengungguli petahana, Said Aqil Siradj yang memperoleh 210 suara.

Sementara itu, satu suara dinyatakan batal dan total suara masuk mencapai 548.

[MBN]

Related Articles

Bimata