BIMATA.ID, Jabar- Demi menekan potensi terjadinya banjir, Pemprov Jabar dan pemerintah pusat sudah melakukan sejumlah upaya pengendalian terkait masalah tersebut.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, Dikky Achmad Sidik mengklaim, pihaknya telah melakukan identifikasi titik-titik rawan banjir. Selain itu, pemerintah pusat pun sudah dan sedang membangun beberapa infrastruktur pengendali banjir.
“Untuk Citarum, kita bisa lihat sendiri sudah banyak yang dilakukan mulai dari Terowongan Nanjung, kemudian Floodway Cisangkuy, kemudian juga ada pembangunan Kolam Retensi yang sedang dikerjakan,” kata Dikky, Jumat (12/11/2021).
Dia menjelaskan, infrastruktur banjir tidak hanya dibangun di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Citarum, tetapi juga wilayah sungai lainnya seperti Sungai Ciliwung-Cisadane. Ia mencontohkan saat ini pemerintah pusat sedang menuntaskan pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi.
Di samping itu, pemerintah pusat saat ini sedang membangun Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terjaga dan pengendalian banjir.
“Dari semua kegiatan tersebut, yang paling utama adalah kita berkolaborasi untuk pengendalian banjir ini. Karena kalau kita lihat berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh BBWS maupun kita. Tentunya, kegiatan ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan waktu yang cukup panjang,” ujarnya.
Dikky menilai, penanganan banjir yang terintegrasi dan melibatkan semua pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, sampai masyarakat, dapat meminimalkan potensi sekaligus dampak banjir di Provinsi Jabar.
“Padahal kalau kita bisa bersinergi dengan masyarakat semua, dengan pentahelix. Salah satunya adalah bagaimana kita bisa menampung air hujan yang turun di kita itu tidak segera lari ke drainase atau ke sungai. Dengan sumur resapan, debit air bisa berkurang cukup banyak,” tuturnya.
(Bagus)