BIMATA.ID, Kulon Progo — Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayujati mengatakan,akan melakukan pemberhentian pelaksana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akibat ditemukannya puluhan kasus ini terdeteksi lewat pemeriksaan 2.221 sampel dari para siswa di total 54 sekolah se-Kulon Progo dalam pelaksanaan surveilans PTM 10-17 November 2021.
“Yang terkonfirmasi positif Covid-19 totalnya ada 94 atau empat persen dari sampel yang ada yaitu 2.221. Terdiri atau tersebar dari 55 SD, 11 SMP, dan 28 SMA, di SLB ada satu sekolah namun hasilnya negatif Covid-19,” katanya, Kamis (18/11/2021).
Baning melanjutkan, bahwa sesuai pedoman pelaksanaan surveilans PTM yang menyebutkan bahwa sekolah dengan positivity rate melebihi 5 persen wajib menghentikan kelas tatap muka sementara waktu. Oleh karenanya, kegiatan PTM disetop khusus bagi 19 satuan pendidikan tempat ditemukannya cukup banyak kasus.
“Dari sekolah tersebut yang kita hentikan di PTMnya, selama 15 hari itu ada 19 sekolah. SD 15, SMP 1 dan SMA 3,” urainya.
Sementara sekolah dengan positivity rate di bawah 5 persen diizinkan meneruskan kegiatan PTM terbatasnya. Syaratnya, siswa terkonfirmasi Covid-19 dan para kontak erat wajib menjalani isolasi mandiri.
“Untuk yang dihentikan (satu) kelas saja itu ada 11 (sekolah). Di antaranya 5 SD, 2 SMP dan 4 SMA. Sedangkan lainnya sekolah masih bisa diteruskan untuk kegiatan PTM,” imbuh Baning.
Penelurusan kontak erat terhadap kasus sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kulon Progo. Kata Baning, total kontak erat dari pasien siswa yang telah ikut serta kegiatan PTM adalah 976 orang dan semua berstatus negatif Covid-19 via tes antigen.
“Dari hasil skrining ini, penyelidikan epidemiologi kami belum bisa menemukan bahwa ada penularan satu kasus ke kasus yang lain. Jadi belum ada klaster sekolah dan belum ada penularan di sekolah,” ucap Baning.
Baning dan jawabannya menduga bahwa penularan Covid-19 yang terjadi di antara siswa peserta PTM ini dikarenakan aktivitas di luar sekolah. (oz)