BeritaPertanianPolitik

Royalti Balitbangtan Capai 4,6 Miliar, Endang Thohari: Saya Sangat Bangga dan Bahagia

BIMATA.ID, Jabar – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Endang Setyawati Thohari, mengapresiasi pendapatan royalti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) yang mencapai 4,6 miliar.

Srikandi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini mengatakan, capaian tersebut adalah bukti bahwa Balitbangtan Kementan RI terus menjadi andalan bagi kemajuan dan pembangunan sektor pertanian nasional.

Hal itu disampaikan Endang saat mendampingi Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Syahrul Yasin Limpo, dalam acara Agro Inovasi Fair 2021 di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP), Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar), Minggu, 7 November 2021.

“Saya sangat bangga dan bahagia, karena dulu saya juga berkantor di sini (Balitbangtan Kementan) selama lebih dari 20 tahun. Jadi, saya bangga karena royalti ini adalah bukti inovasi yang dihasilkan litbang,” katanya, dalam rilis yang diterima redaksi Bimata.Id, Senin (08/11/2021).

Memang sejak dulu, sambung Endang, Balitbangtan Kementan RI adalah motor penggeraknya pertanian Indonesia, terutama dalam menghasilkan berbagai inovasi dan teknologi.

Legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Jabar III ini menyatakan, Balitbangtan Kementan RI merupakan penghasil benih unggul dan berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Artinya apa? Artinya para peneliti kita sudah menghasilkan teknologi yang bisa dinikmati masyarakat. Tentu ini harus didukung oleh semua pihak,” tegas Endang.

 

Royalti Balitbangtan Capai 4,6 Miliar, Endang Thohari: Saya Sangat Bangga dan Bahagia
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Endang Setyawati Thohari (pojok kanan) saat mendampingi Mentan RI, Syahrul Yasin Limpo (Dok. Bimata.Id/Istimewa)

 

Meski demilkan, Endang menyesalkan kecilnya anggaran negara untuk mendorong peran peneliti dalam menghasilkan inovasi. Seingat Endang, anggaran Balitbangtan Kementan RI tidak lebih dari 5 persen.

“Padahal idealnya 10 persen,” pungkas perempuan kelahiran Cirebon ini.

Untuk diketahui, perolehan royalti Balitbangtan Kementan RI berasal dari mitra lisensi 12 perusahaan yang menggunakan jagung Hibrida HJ 21 Agritan sebesar 1,3 miliar dan penggunaan jagung Aibrida JH 37 di 2 perusahaan sebesar 832 juta, penggunaan jagung Hibrida 29 yang digunakan 9 perusahaan sebesar 761 juta, dan Rice Transplanter Jajar Legowo sebesar 591 juta yang digunakan di 4 perusahaan.

Kemudian ada juga jagung Hibrida JH 27 yang digunakan 1 perusahaan sebesar 262 juta, jagung Bima 9 URI sebesar 178 juta, penggunaan Ecalyptus sebesar 160 juta, jagung Bima 20 URI 125 juta, jagung Hibrida Batara 14 sebesar 97 juta, dan lain-lain dari 17 perusahaan sebesar 306 juta.

Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, perolehan royalti tersebut didapat dari hasil temuan para peneliti dan perekayasa Balitbangtan Kementan RI selama tahun 2021. Selanjutnya, Mentan RI menyerahkan royalti ini kepada institusi dan para inventor Kementan RI.

“Ini adalah suatu hal yang membanggakan, karena kita telah menghasilkan banyak teknologi yang bernilai kekayaan intelektual yang sudah diadopsi oleh dunia usaha,” ujarnya.

Yasin menyebut, saat ini masih ada 33 hasil penelitian Balitbangtan Kementan RI yang akan didaftarkan untuk hak paten, hak cipta, merek atau hak varietas tanaman (Hak PVT). Karena itu, peran Balitbangtan Kementan RI sangat penting, terutama di dalam pengembangan pertanian.

“Kalau tidak ada litbang bagaimana kita mau makan. Itu bibit bagus, tapi kalau 2 atau 3 tahun tidak dilakukan pemulihan, maka hasilnya itu menurun Bapak. Ke depan saya berharap, ini tidak hanya lisensi, tapi harus dijabarkan dan dikembangkan lebih masif lagi,” tutup Mentan RI.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close