BIMATA.ID, Jakarta- Pemerintah akan menambah pagu dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 dari semula Rp321,2 triliun menjadi Rp414 triliun. Kendati begitu, alokasinya masih lebih rendah dari pagu PEN 2021 sebesar Rp744,77 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan penambahan pagu dana PEN ini sebenarnya belum final. Pasalnya, pemerintah masih mengidentifikasi kebutuhan dana yang turut dikoordinasikan dengan masing-masing kementerian/lembaga.
“Identifikasi ini akan terus kita lakukan dan masih ada kemungkinan bertambah termasuk identifikasi kegiatan yang bisa ditimbulkan oleh transfer ke daerah. Ini yang akan terus kami cermati,” ungkap Isa, Kamis (25/11/2021).
Pemerintah juga berencana akan mengubah penentuan kluster dalam program PEN. Saat ini, ada lima kluster di PEN, yaitu kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan korporasi, program prioritas, dan insentif usaha.
Nantinya, hanya ada tiga kluster, yaitu kesehatan dengan pagu mencapai Rp117,9 triliun, perlindungan masyarakat Rp154,8 triliun, dan penguatan pemulihan ekonomi Rp141,4 triliun.
“Belanja kesehatan tetap ada, seperti untuk penanganan pasien, tracing, testing, treatment, vaksin juga akan tetap ada,” ujarnya.
Sementara, perlindungan sosial akan diubah jadi perlindungan masyarakat. Adapun, tiga kluster lainnya rencananya dilebur ke penguatan pemulihan ekonomi.
Isa juga memperkirakan realisasi penggunaan dana PEN 2021 akan mencapai Rp680 triliun sampai Rp705 triliun pada tahun ini. Proyeksi realisasi ini sekitar 91-95 persen dari pagu.
Prediksi pemerintah cukup tinggi. Padahal, realisasi dana PEN 2021 baru mencapai Rp495,77 triliun per 19 November 2021. Realisasi ini setara 66,6 persen dari pagu.
(ZBP)