Bimata

Neraca Perdagangan Sulsel Surplus 128,43 Juta Dolar AS

BIMATA.ID, Makassar – Neraca perdagangan Sulsel pada September 2021 surplus 128,43 juta dolar AS. Angka ini tertinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Suntono mengatakan, tingginya neraca perdagangan tersebut dipengaruhi performa ekspor yang terus meningkat.

BPS mencatat nilai ekspor Sulawesi Selatan pada September 2021 menembus angka 152,09 juta dolar AS yakni mengalami peningkatan sebesar 36,28 juta dolar AS atau 31,33 persen jika dibandingkan dengan ekspor Agustus 2021 yang bernilai 115,81 juta dolar AS.

Sedangkan nilai impor Sulsel pada September 2021 sebesar 23,66 juta dolar AS, menurun hampir separuh yakni sebesar 23,65 juta dolar AS atau 49,98 persen dibandingkan dengan impor Agustus 2021 sebesar 47,31 juta dolar AS.

Dengan demikian, neraca perdagangan atau selisih nilai ekspor dan impor Sulsel pada September 2021 mencapai 128,43 juta dolar AS, yang disebut BPS sebagai surplus paling tinggi dalam tiga tahun terakhir ini.

“Yang paling menonjol itu ekspor-impor, neraca perdagangan September 2021 ini surplus paling tertinggi selama tiga tahun terakhir,” ujar Suntono, Kamis (4/11/2021).

Secara keseluruhan neraca perdagangan tahunan di Sulsel surplus dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun 2021 sampai September angkanya mencapai 518,67 juta dolar AS. Angka itu pun melampaui capaian sepanjang tahun lalu yang hanya 399,19 juta dolar AS.

“Ini masih menyisakan tiga bulan ke depan. Harapan kita ekspor semakin membaik sehingga akan memengaruhi  akumulasi akhir tahun,” ujarnya.

Suntono juga mengatakan ekspor Sulsel pada September masih didominasi lima komoditas. Tertinggi adalah nikel sebanyak 69,16 persen, menyusul biji-bijian berminyak 9,77 persen, besi dan baja 7,76 persen, garam, belerang, dan kapur 4,16 persen serta ikan dan udang sebesar 2,6 persen.

“Sebagian besar ekspor September 2021 ditujukan ke negara Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Filipina dan Australia,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga mencatatkan inflasi Sulsel yang semakin terkendali yaitu sebesar 0,04 persen. “Inflasi menunjukkan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,49 pada September 2021 menjadi 106,53 pada Oktober 2021,” ucapnya.

Inflasi ini berasal dari dua daerah yaitu Bulukumba dan  Makassar. Sedangkan deflasi terjadi di 3 daerah lainnya yaitu Watampone, Parepare, dan Palopo.

Peningkatan juga ditunjukkan pada Nilai Tukar Petani (NTP). NTP Sulsel pada Oktober 2021 sebesar 99.78, naik  0.88  persen dibanding NTP  September 2021 sebesar 98.90. Peningkatan  NTP, kata Suntono,  dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) naik sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) menurun.

“Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar  0.73 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) turun sebesar 0.15 persen,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengaku bersyukur nilai ekspor terus meningkat. Pada September 2021, ekspor menembus angka 152,09 juta dolar AS.

“Kita terus mendorong bagaimana ada layanan ekspor lebih memudahkan. Karena ini akan berdampak pada perekonomian masyarakat, serta upaya pemulihan ekonomi kita di Sulawesi Selatan,” jelasnya.

(HW)

Exit mobile version