BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengungkap dasar penetapan cabang olahraga unggulan yang masuk dalam desain besar olahraga nasional atau DBON. Olahraga yang mengandalkan teknik dan akurasi menjadi dasar dan difokuskan untuk menghadapi Olimpiade maupun Paralimpik.
“DBON bertujuan bagaimana prestasi olahraga kita ini punya desain yang baik kedepan, punya target-target yang jelas, ukuran-ukuran yang jelas,” kata Menpora Amali saat menjadi narasumber pada program Metro TV secara virtual dari Kemenpora, Kamis (25/11).
Atas target prestasi olahraga yang ingin dicapai itu, Menpora Amali menerangkan pihaknya berdiskusi dengan para stakeholder dan pakar olahraga. Dari diskusi yang dilakukan, maka disepakati untuk berkonsentrasi pada cabang olahraga yang mengandalkan teknik dan akurasi.
Adapun cabang olahraga yang mengandalkan teknik dan akurasi seperti atletik, bulu tangkis, panjat tebing, senam artistik, angkat besi, balap sepeda, panahan, menembak, renang, dayung, karate, taekwondo, wushu, dan pencak silat.
“Dua belas cabang olahraga dipertandingkan di Olimpiade dan dua cabang olahraga kita siapkan manakala kita jadi tuan rumah Olimpiade. Kita juga punya harapan besar di pencak silat dan wushu,” terang Menpora Amali.
Menpora Amali optimis prestasi olahraga akan mencatatkan prestasi melalui desain besar olahraga nasional. Menurutnya, DBON akan mencetak juara dan melahirkan atlet-atlet berprestasi. Dalam desain ini juga disiapkan 10 sentra pembinaan dan pengembangan keolahragaan.
“Menciptakan atlet berprestasi tentu ada tahapannya ya. Juara harus dicetak melalui DBON. Menurut pakar, setidaknya untuk mendapatkan performa atlet yang optimal itu butuh waktu sekitar sepuluh tahun. Jadi anak berusia 10 atau 12 tahun diharapkan dan kita proyeksikan untuk Olimpiade dimasa-masa yang akan datang. Kita harus persiapkan itu,” jelas Menpora Amali.
Lebih lanjut, Menpora Amali juga yakin dengan big data yang dimiliki, maka talenta anak muda akan terpantau yang nantinya diproyeksikan menjadi atlet.
“Yang pasti pengembangan prestasi olahraga harus terkoneksi dengan sport science. Dengan begitu, harapan kita untuk berprestasi dalam Olimpiade bisa terwujud. Ditingkat pusat, tim koordinasi ini dipimpin Wakil Presiden. Sedangkan tingkat daerah dipimpin kepala daerah,” pungkas Menpora Amali.