BIMATA.ID, Kupang — Kepala Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Stanis Ara Kian, meminta kepada masyarakat yang berada di bawah kaki gunung Api Ile Lewotolok untuk mewaspadai potensi terjadinya lahar dingin saat curah hujan tinggi di kawasan gunung itu.
“Masyarakat diimbau agar selalu mewaspadai ancaman aliran lahar dingin, apabila intensitas hujan tinggi di puncak,” katanya, Jumat (12/11/2021).
Pihaknya menginformasikan, selain potensi adanya lahar dingin dari puncak gunung, warga di kaki gunung juga diminta untuk mengantisipasi potensi lainnya, seperti longsoran material lapuk yang bisa saja terjadi akibat hujan.
“Untuk saat ini curah hujannya masih rendah, karena intensitas hujan masih kecil, tetapi warga juga perlu hati-hati karena cuaca buruk bisa terjadi kapanpun,” ucapnya.
Stanis juga melaporkan erupsi gunung Ile Lewotolok masih terus terjadi. Namun tinggi letusannya tidak tinggi dan tidak terlalu membahayakan.
“Tinggi letusan antara 200-400 meter. Kalau meletus pada malam hari kita bisa melihat lava pijar,” jelasnya.
Untuk Informasi, Gunung Ile Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata sempat mengalami erupsi dengan ketinggian 4.000 meter pada November 2020, yang membuat warga di sekitar gunung api tersebut mengungsi. Erupsi gunung api itu mengakibatkan penutupan penerbangan dari Kota Kupang ke Flores Timur dan ke Lembata.