BeritaPolitik

Waketum Gerindra Usul Presidential Threshold Jadi 0 Persen

BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Ferry Juliantono, mengusulkan agar presidential threshold menjadi 0 persen dalam kontestasi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang menyatakan ambang batas pencalonan presiden mensyaratkan pencalonan seorang presiden harus memenuhi perolehan suara Pemilihan Umum (Pemilu) minimal sebesar 20 persen.

“Mudah-mudahan dengan tekanan, dukungan dari kita semua masyarakat Indonesia yang ingin supaya presidential treshold itu bisa 0 persen itu bisa dimenangkan. Itu salah satu cahaya kecil ruang yang Insya Allah kalau kita niatkan, kita satukan itu bisa akan tercapai,” tutur Ferry, dalam pertemuan yang digelar Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia (PMKI), di Tentative Café Jalan Dharmawangsa, Jakarta Selatan (Jaksel), Kamis (28/10/2021).

Senada dengan Ferry, Pakar Hukum, Refly Harun, menyarankan agar presidential threshold pencalonan presiden dari 20 persen menjadi 0 persen.

“Saya tetap berkomitmen mendorong agar presidential threshold itu 0 persen. Berkali-kali dalam kesempatan saya sampaikan, kalau presidential treshold tidak 0, maka bahayanya oligarki akan memelihara 1 sampai 2 politisi untuk dimajukan dan pemilihan presidennya pura-pura,” ucapnya.

Refly menambahkan, saat ini koalisi tujuh partai politik (parpol) yang ada di parlemen begitu dominan. Ia berpendapat, tidak menutup kemungkinan kekuatan koalisi ini akan membuat kekuatan oposisi tidak akan berkembang.

“Kita tahu sekarang ini oligarki istana, kekuatan istana, itu sudah tujuh partai di parlemen dengan jumlah persentase 82 persen, meninggalkan Demokrat dan PKS 12 persen,” imbuh Refly.

“Artinya apa? Kalau oligarki atau kekuatan istana ini solid, maka tidak ada lagi kekuatan oposisi yang akan berkembang,” lanjutnya.

Lantas, ia mengemukakan, penyelenggaraan Pilpres 2024 hanya akan memenangkan orang yang berasal dari koalisi dominan tersebut.

“Mereka bisa menciptakan 2 sampai 3 calon untuk Pemilu gajah. Yang menang hanya di antara mereka saja, di inner circle mereka. Intinya, tidak ada pemilihan yang genuine,” tutup Refly.

Turut hadir dalam kegiatan itu, yakni aktivis Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat. Kemudian ekonom senior, Faisal Basri, aktivis Rocky Gerung, politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono, dan mantan Anggota DPR RI, Akbar Faizal.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close