BIMATA.ID, Makassar –– Sekretaris Jenderal Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan rombongan bersilaturahmi dengan Ustaz Das’ad Latif di Makassar pada Sabtu (9/10/2021) lalu. Muzani didampingi oleh sejumlah anggota DPR RI Gerindra seperti Prasetyo Hadi dan Husni. Turut hadir Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Iwan Darmawan Aras. Kemudian jajaran DPP Gerindra yang turut hadir di antaranya Ketua DPP Danang Wicaksana dan Wasekjen Fauzi Baadilah,serta Bupati Sinjai Andi Seto
Ustaz Das’ad Latif merupakan ulama kondang asal Sulawesi Selatan yang selalu tampil jenaka dalam setiap ceramahnya. Sering kali, cuplikan ceramahnya yang penuh gurauan itu viral di berbagai media sosial. Muzani menyampaikan rasa terima kasihnya karena telah diterima dengan penuh kehangatan oleh Ustaz Das’ad Latif. Apalagi, selama silaturahmi diwarnai canda tawa dan kelakar yang terus disampaikan oleh Ustaz Das’ad Latif.
“Saya bersama kawan-kawan Partai Gerindra bersilaturahmi dengan Ustaz di Makassar. Silaturahmi ini bagian dari cara kami untuk selalu dekat dengan orang-orang yang menjadi mata hati masyarakat,” kata Muzani.
“Dalam pandangan kami, ulama, ustaz, habaib, kyai adalah mata hati masyarakat. Mereka merupakan orang-orang yang selalu dilingkari oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Merekalah yang tahu tentang keadaan masyarakat. Karena itu sebagai pimpinan partai kami merasa perlu banyak tahu apa yang sedang terjadi di masyarakat. Caranya dengan kami mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh yang dianggap menjadi simbol masyarakat, seperti Ustaz Das’ad Latif,” imbuh Wakil Ketua MPR itu.
Muzani mengatakan, perjuangan politik memiliki tantangan dan godaan yang berat. Tapi perjuangan politik juga memiliki efektivitas dan manfaat yang sangat besar bagi pembangunan dan perubahan masyarakat. Maka, nasihat dari orang orang yang selalu dekat dengan masyarakat sangat diperlukan. Gerindra adalah partai rakyat, maka cara mendekatkan diri salah satunya adalah mereka yang menjadi simbol masyarakat.
“Kami memilih jalur perjuangan di medan politik. Sementara Ustaz berjuang di medan dakwah. Perjuangan di medan politik penting bagi kami untuk terus diingatkan, agar kami konsisten dalam perjuangan. Antara niat suci perjuangan dengan jalan perjuangan menuju tujuan. Karena godaan dan tantangan amatlah besar berjuang di medan ini. Untuk itu nasihat dari para alim dan orang soleh seperti Ustaz Das’ad penting bagi kami. Supaya kami terus diingatkan.
Menurut Muzani, model dakwah seperti Ustaz Das’ad perlu untuk ditiru dalam perjuangan politik. Dalam banyak ceramahnya, masyarakat sering diingatkan tentang berbagai macam kesalahannya dan kekurangan tapi dengan cara yang ringan dan jenaka. Sehingga kesadaran untuk menyadari kekurangannya tumbuh dari cara ustaz menyampaikan. Akibatnya, keinginan untuk memperbaiki diri terdorong dari kesadarannya sendiri.
“Proses komunikasi ini harus menjadi sebuah cara kita berjuang dalam menegakkan kebenaran termasuk mengingatkan kepada semua pihak, baik eksekutif dan masyarakat. Supaya tujuan itu sampai tanpa perlu menggurui atau menyakiti,” jelas Ketua Fraksi Gerindra itu.
Merespons Muzani, Ustaz Das’ad Latif setuju dengan apa yang disampaikan Sekjen Gerindra itu, bahwa seorang politisi tidak boleh jauh-jauh dari ulama.
“Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Pak Sekjen bahwa politisi jangan jauh-jauh dari ulama. Misalnya, kalau sebelum pembentukan anggaran ketemu dulu lah dengan ulama, meminta masukan terkait apa yang dibutuhkan masyarakat. Jangan nanti ribut dulu baru undang ulama,” kata Ustaz Das’ad Latif.
Pun dengan ulama demikian, dalam berdakwah seorang ulama tidak boleh memilih-milih medan dakwahnya. Jika pilah pilih, kata Ustaz Das’ad Latif, mungkin Islam tidak akan masuk Indonesia. Dia kemudian menyarankan agar partai politik senantiasa dekat dengan ulama dalam setiap perjuangan politiknya.
“Sebaiknya pandangan seperti ini (politik dekat dengan ulama) dijadikan tradisi semua partai. Keliru, kalau seorang anggota DPR itu tidak memudahkan dia masuk surga, keliru itu. Dia punya kekuasaan. Dunia politik itu sangat dekat dengan godaan karena ada kekuasaan. Dakwah dengan kekuasaan jauh lebih efektif. Itulah yang saya lakukan, berdakwah di depan para pejabat negara. Seperti yang diungkapkan Umar bin Khattab bahwa mustahil kau bisa laksanakan syariah tanpa kekuasaan,” tutup Ustaz Das’ad Latif.
(****)