BIMATA.ID, Jakarta — Kendati memiliki banyak kader potensial namun Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mulai dari daerah hingga pusat masih bulat mendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden.
Pengamat politik Jajat Nurjaman mengatakan, penegasan pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto telah disampaikan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani beberapa waktu menimbulkan beragam spekulasi di masyarakat.
“Pertama, dengan adanya pengumuman ini seperti sebuah penegasan bahwa Gerindra hanya akan mencalonkan Prabowo sebagai capres 2024, sekaligus menutup rapat desas-desus tentang adanya kemungkinan mengusung nama lain salah satunya Sandiaga Salahudin Uno yang juga telah digadang-gadang masuk bursa capres,”kata Jajat,Kamis 14 Oktober 2021.
Kedua, Jajat menilai bahwa Gerindra sepertinya paham betul psikologis pendukung militan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang bisa dikatakan cukup terombang-ambing dengan berbagai isu capres tersebut.
“Meskipun terlepas dari banyaknya pendapat pro kontra di masyarakat, tentu saja hal itu mungkin telah menjadi pertimbangan tersendiri, mengingat reaksi publik saat melihat pasca pak Prabowo memutuskan bergabung dengan pemerintah,” lanjutnya.
Ketiga, beberapa faktor minus seperti tentang usia yang tidak lagi muda, berulang kali kalah, yang kini menjadi salah satu topik hangat di masyarakat terkait dengan pencalonannya kembali dalam pilpres 2024 merupakan pekerjaan rumah bagi Gerindra untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
“Karena perlu diingat dalam kontestasi capres tidak ada batasan maksimal yang ada hanya batasan usia minimal yakni 40 tahun sebagaimana disebutkan dalam UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Selain itu, tidak ada pula aturan yang mengharuskan seseorang tidak boleh maju capres karena sudah pernah nyapres, karena yang ada hanya sebatas aturan mengenai batasan 2 periode bagi Presiden,” sambungnya
“Terlepas dari pro dan kontra atas pernyataan dari sekjen Gerindra, Ahmad Muzani tersebut yang jelas dalam hal ini sepertinya Gerindra ingin menjawab tantangan dari hasil riset beberapa lembaga survey yang menempatkan pak Prabowo sebagai capres potensial, saya kira dengan adanya pernyataan ini dipastikan ke depan persaingan capres 2024 akan semakin menarik karena tidak hanya perang sosok tapi perebutan tiket capres dalam hal pembentukan koalisi capres”, tutup Jajat.
(*****)