BIMATA.ID, Makassar – Polri kembali membuka penyelidikan kasus dugaan pemerkosaan tiga anak oleh ayah kandung di Luwu Timur.
“Kabar baik karena penyelidikan perkara ini. Kita tunggu saja tindakan Polri ketika ini dibuka. Artinya akan banyak-bukti, fakta-fakta yang akan terungkap,” kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Muh Haedir, Kamis (14/10/2021) kepada wartawan via seluler.
Haedir berharap, kasus ini tidak lagi diselidiki Polres Lutim yang sempat menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan (SP3) pada Desember 2019 lalu, namun dilakukan polda atau pun polri.
“Kedua kita berharap dilakukan polda penyelidikannya atau polri atau setidak-tidaknya Polda Sulsel dengan supervisi Polri. Tidak ke Polres lagi, ambil alih Polda,” harapnya.
Sebelumnya, Polri memutuskan untuk membuka kembali kasus ini. Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, Polri serius menangani kasus ini.
“Penyidik telah membuat laporan polisi model A tertanggal 12 oktober 2021, perihal adanya dugaan pencabulan anak di bawah umur. Itu ditulis pelaku dalam proses lidik,” kata Ahmad di Bareskrim Mabes Polri, Kamis (14/10/2021).
“Iya (dilanjutkan), kalau dibuat laporan polisi, itu berarti keseriusan Polri dalam menangani kasus ini,” lanjutnya.
Ramadhan menuturkan, tim penyidik telah mengambil keterangan dokter IM yang melakukan pemeriksaan ketiga korban di RS Vale Sorowako. Tim penyidik akan mendalami hasil pemeriksaan dari tempus delicti atau waktu dan tempat kejadian tindak pidana. Sebab, terjadi perbedaan hasil visum dalam rentang waktu 25-31 Oktober 2019.
Penetapan tempus delicti mulai 25-31 Oktober 2019 karena ada perbedaan hasil visum. Pemeriksaan visum pada 9 Oktober 2019, dokter menyatakan tidak ada kelainan. Pemeriksaan kedua pada 24 Oktober 2019, dokter menyatakan tidak ada kelainan. Kemudian pemeriksaan medis oleh dokter IM pada 31 Oktober menunjukkan adanya kelainan.
“Orangtua korban telah melakukan pemeriksaan sampai 4 atau 5 kali dan terakhir di tanggal 10 Desember 2019, ini yang kelima ya, telah dilakukan terakhir oleh dokter Ira,” katanya.
(HW)