BeritaHeadlinePolitik

Politikus PDIP Nilai Kampanye Lewat Baliho Masih Efektif

BIMATA.ID, Jakarta – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira menilai, kampanye lewat baliho masih efektif digunakan jika dipasang di kampung-kampung. Pasalnya, kampanye lewat baliho mempunyai segmen tertentu.

Hal itu disampaikan Andreas untuk menanggapi pernyataan Gubernur Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, yang menilai kampanye lewat baliho sudah ketinggalan zaman. Sebab, masyarakat sekarang lebih melek teknologi dan mengonsumsi segala macam informasi lewat internet termasuk sosial media.

“Kalau di kota pasti tidak efektif, juga mencari ruang untuk pasang baliho pun sulit. Tapi kalau di kampung-kampung dan terutama untuk target pemilih usia di atas generasi tua, baliho masih efektif,” tuturnya, Selasa (19/10/2021).

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) ini menambahkan, pemilih untuk Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) bukan hanya didominasi kaum milenial. Tetapi, penggunaan media sosial juga perlu dimanfaatkan.

“Kan pemilih bukan hanya milenial, juga di kampung-kampung saya melihat baliho tetap efektif, di samping tentu kampanye digital online dan lain-lain,” sambung Andreas.

Yang terpenting, kata Andreas, semua media kampanye semaksimal mungkin digunakan untuk pengenalan figur politik. Tujuannya agar bisa meraih pemilih sebanyak-banyaknya.

“Yang namanya untuk pengenalan figur dan kampanye tentu semua alat sebisa mungkin digunakan, sehingga bisa meraih sebanyak mungkin segmen pemilih,” tandas Legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Nusa Tenggara Timur I ini.

Sebelumnya, Gubernur Provinsi Jabar, Ridwan Kamil atau Kang Emil menilai, kampanye lewat baliho sudah ketinggalan zaman. Saat ini, masyarakat lebih melek teknologi dan mengonsumsi segala macam informasi lewat internet termasuk sosial media.

Hal itu dikemukakan Kang Emil saat menjadi narasumber Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

“Jadi generasi Z ini tidak mengonsumsi PPP lewat baliho, tapi lewat handphone. Jadi kalau kader PPP masih main baliho itu ketinggalan zaman dan baliho itu mahal. Kalau ingin PPP bangkit investasikan ke cara generasi baru. Ubah cara dakwah politiknya, jauhi cara konvensional,” ucapnya, Senin (18/10/2021).

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close