BeritaPolitik

Pimpinan DPD Minta Umat Islam Tak Persoalkan Digesernya Hari Peringatan Maulid Nabi

BIMATA.ID, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI), Sultan Baktiar Najamudin meminta, agar umat Islam Indonesia tidak mempersoalkan digesernya Hari Peringatan Maulid Nabi dari tanggal 19 ke 20 Oktober 2021 oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI).

“Peringatan Maulid merupakan simbol kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW, tapi yang paling penting bagi kita sebagai umatnya adalah bagaimana membuktikan rasa cinta itu, dengan meneladani sikap dan akhlak Beliau dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadilah umat Muhammad yang substansial,” ucapnya, Selasa (19/10/2021).

Senator asal daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, Pemerintah RI tentu memiliki pertimbangan dan tanggung jawab untuk mengatur ruang sosial masyarakat.

Hal itu bertujuan untuk menghindari kemudhorotan atau sesuatu yang berpotensi menyebabkan kejadian yang berdampak fatal di masa pandemi Covid-19.

“Kaidahnya jelas bahwa menghindari kemudhorotan itu lebih utama daripada mendapatkan keutamaan sebuah kebaikan,” jelas Sultan.

Sebagai bangsa yang bijak, sambung Sultan, semua pihak harus tetap waspada dan menaati setiap himbauan dan aturan Pemerintah RI. Sebab, masih sangat mungkin terjadi ledakan baru Covid-19 jika ceroboh dan tidak taat protokol kesehatan (prokes).

Terkait kesan Hari Peringatan Maulid Nabi, Sultan mengungkapkan, dirinya terinspirasi dengan sikap politik Rasulullah Muhammad SAW ketika mempersatukan penduduk Madinah yang terkenal melalui Perjanjian Hudaibiyah atau Piagam Madinah.

“Sebagai bangsa yang Bhineka, kita patut meneladani keberanian moral dan kebesaran jiwa politik Rasulullah dalam menata kehidupan sosial, politik, dan ekonomi negara Madinah dengan prinsip kesetaraan dan keadilan. Beliau peletak dasar prinsip negara Bangsa,” ungkap mantan Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu ini.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close