BIMATA.ID, Jakarta- Kawasan Taman Wisata Mangrove Klawalu yang berada di Kota Sorong, Papua Barat, merupakan taman wisata mangrove pertama di tanah Papua, yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi selain Raja Ampat.
Di kawasan tersebut tumbuh berbagai jenis mangrove, yang memanjakan mata sekaligus memberikan kesejukan bagi wisatawan yang datang. Mulai dari spesies Terminalia catappa l, Sonneratia caseolaris (l.) engler, Rhizopora lamarckii montr., Rhizopora apiculata blume, dan lainnya.
Wisatawan pun dapat menikmati pemandangan dari menara pandang dan berjalan menyusuri kawasan hutan mangrove dengan jembatan warna-warni. Wisatawan yang ingin mengabadikan momen, juga dapat berswafoto karena banyak spot-spot yang instagramable.
Kawasan wisata mangrove sendiri dibangun oleh Kemenparekraf/Baparekraf dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Pariwisata tahun anggaran 2018 – 2022 dengan dana yang dikeluarkan jumlahnya mencapai Rp45,3 miliar.
“Ini adalah kolaborasi berkelanjutan karena dimulai 2018 dan tahun depan juga sudah dianggarkan. Ini saya canangkan sebagai salah satu spot dari kunjungan delegasi G20 yang akan kami gelar, sebelum ke Raja Ampat, mereka harus menanam mangrove dulu di sini sebagai bagian dari upaya untuk gercep, geber, dan gaspol,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, saat meninjau Taman Wisata Mangrove Klawalu, Senin, (25/10/2021).
Pada kesempatan itu, Menparekraf menanam bibit mangrove didampingi oleh Wakil Walikota Sorong, Pahimah Iskandar; Sekretaris Daerah Kota Sorong, Yakob M. Kareth; Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf/Baprekraf, Wawan Gunawan; dan Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua.
Dengan penanaman mangrove ini diharapkan dapat memberikan semangat positif, agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Sorong bisa tumbuh dan berkembang lebih baik lagi.
Seperti diketahui, hutan mangrove memiliki berbagai fungsi, diantaranya mencegah intrusi air laut, mencegah erosi dan abrasi garis pantai, meningkatkan sumber oksigen, serta mampu menstabilkan daerah pesisir.
Taman Wisata Mangrove Klawalu sangat mudah dijangkau oleh wisatawan, karena jarak tempuh hanya sekitar 7 kilometer atau 17 menit dari Bandara Eduard Osok Sorong.
Salah satu aktivitas menarik yang bisa dilakukan oleh wisatawan adalah menaiki perahu untuk menjelajahi pesisir pantai, yang berada di dekat kawasan mangrove. Selain itu, akan ada fasilitas jalur sepeda yang saat ini masih dalam tahap pembangunan.
Keindahan Mangrove kian lengkap dengan produk-produk ekonomi kreatif khas yang diborong oleh Menparekraf, seperti produk kuliner Sinagi yang merupakan kerupuk berbahan dasar sagu, teh bunga telang, garam nipah yang mengandung herbal sehingga baik untuk kesehatan, serta kerajinan tangan yang diolah dari kulit pelepah daun sagu menjadi vas bunga, tempat tisu, pajangan, dan lainnya.
Selain taman wisata Mangrove, Menparekraf berencana akan memetakan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif lainnya yang ada di Kota Sorong, agar dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
“Karena kita all out untuk di kawasan Indonesia Timur, pariwisatanya kita ingin kembangkan. Karena Kota Sorong ini menjadi pusat dari pergerakkan masyarakat Papua dan Papua Barat,” ujarnya.