BIMATA.ID, Jakarta- Bermacam godaan yang tidak ada habisnya kerap menjadi alasan tabungan milenial sering ‘bocor’. Besarnya keinginan dan gaya hidup masa kini menjadi formula pelengkap hidup komsumtif anak muda.
Jauh dari menabung, di akhir bulan yang ada gaji sudah habis dipakai ‘jajan’ sana sini. Ujung-ujungnya untuk membiayai kebutuhan yang mendesak Anda malah harus putar otak keras, bahkan mengambil utang. Lantas, apa saja faktor penyebab kondisi tersebut terjadi?
Berikut adalah beberapa kesalahan milenial dalam mengelola keuangan:
1. Tidak Mengatur Pengeluaran
Perencanaan dan mengelola keuangan mestinya tidak boleh luput oleh anak muda. Sayangnya, sebagian millennial memilih mengabaikan perencanaan finansial dan tidak memiliki ‘rem’ untuk mengkontrol keinginannya.
Apalagi, kalau sudah melihat promo. Akibatnya, dana yang dimiliki tidak dialokasikan dengan jelas dan habis tiap jelang akhir bulan. Kesalahan satu ini membuat rugi millennial karena selain tak terkontrol, beberapa kebutuhan dasar pun terancam tidak terpenuhi. Bila berlarut, kebiasaan ini bakal mendatangkan petaka finansial di masa depan.
2. Dana Darurat
Dana darurat sendiri merupakan dana likuid yang disiapkan bila sewaktu-waktu Anda menghadapi musibah atau kepepet perlu uang cepat. Idealnya, dana darurat berisi 3 bulan-6 bulan pengeluaran masing-masing. Namun dana darurat tidak terpisahkan dalam kesehatan finansial. Apalagi, di kala pandemi covid-19 saat ini di mana kondisi ekonomi sangat tidak menentu.
3. Besar Pasak Daripada Tiang
Rem keinginan memang tidak mudah. Apalagi, dengan mudahnya berbelanja daring di zaman digital saat ini. Belum lagi, dorongan tren gaya hidup serta lingkungan yang membuat gaya hidup konsumtif terasa normal.
Perilaku konsumtif sendiri merupakan musuh utama dalam perencanaan keuangan. Banyak milenial yang tidak hanya menghabiskan gajinya untuk berfoya-foya, tapi sampai meminjam untuk memenuhi keinginan sementaranya. Ketersediaan budget harus jadi prioritas di atas gaya hidup. Bakal sulit memiliki finansial sehat, bila kebiasaan belanja tidak ditahan.
4. Mengikuti Keinginan yang Tak Ada Habisnya
Terkadang sulit untuk membedakan keinginan dan kebutuhan, berbagai macam alasan dibuat untuk memenuhi keinginan. Belum kuatnya pendirian milenial membuat anak muda rentan terjebak dalam pusaran keinginan yang tak ada habisnya.
Memisahkan keinginan dan kebutuhan kian sulit ketika Anda memiliki uang berlebih. Bila tak direm sedini mungkin, di kemudian hari Anda bakal menyesar menghabiskan uang untuk barang-barang yang sebetulnya tidak diperlukan.
5. Tidak Punya Tujuan Finansial
Seperti tujuan hidup, Anda disarankan untuk juga memiliki tujuan finansial. Hal ini penting karena keuangan Anda akan terarah mengikuti rencana awal.
Namun, generasi muda sering fokus pada keinginan yang kurang penting. Absennya tujuan dalam pengelolaan uang membuat Anda sulit menabung dan lupa dengan apa yang dibutuhkan di masa depan.
6. Tergiur Godaan Kartu Kredit
Sebagian orang setuju kalau penggunaan kartu kredit merupakan musuh terbesar dalam mengelola keuangan. Layanan bayar di belakang kerap membuat Anda berbelanja lebih dari yang diperlukan.
Hal ini berpotensi membuat rencana keuangan berantakan bila tidak disiplin dengan tujuan menggunakan kartu kredit dan tidak ada rem keinginan. Pakai kartu kredit boleh saja, namun pastikan penggunaan disesuaikan dengan kemampuan Anda. Ingat, Anda masih harus membayar tagihan dan bunga bila telat bayar.
(ZBP)