Bimata

Begini Alasan Guntur Soekarnoputra Tak Gabung Parpol

BIMATA.ID, Jakarta – Mohammad Guntur Soekarnoputra mempunyai alasan untuk tidak masuk ke dalam partai politik (parpol). Namun, bukan berarti tidak berpolitik.

“Bukan berarti saya tidak berpolitik. Yang betul adalah saya tidak masuk partai politik dan saya menyalurkan aspirasi politik melalui tulisan, artikel, pidato, dan lain sebagainya,” ungkapnya, dalam Podcast ‘Apa Adanya’ yang ditayangkan di kanal YouTube B1 Plus, Kamis (28/10/2021).

Putra pulung Presiden pertama, Soekarno ini memaparkan, pada era Orde Baru (Orba) ada rencana untuk mengadakan fusi partai. Kala itu, Guntur kebetulan menjadi Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) PNI-Front Marhaenis. Dia mengaku, tidak setuju dengan adanya fusi.

“Rupanya DPP PNI-Front Marhaenis bilang kalau ‘kita enggak ikut policy Pak Harto (Presiden kedua, Soeharto) untuk fusi, salah-salah kita dibubarkan’. Lalu saya bilang, ‘bubarin, bubarin saja’. Kenapa? Di Pemilu 1971, kita masih bisa meraih suara 3 juta konkret,” papar Guntur.

“Tapi saya sudah mengatakan begitu, masih tetap saja enggak berani. Kemudian, saya menyatakan, ‘kalau begitu saya tidak gabung. Saya tidak akan gabung ke partai apa pun, termasuk PDI’. Sampai sekarang pun setelah berubah menjadi PDI Perjuangan (PDIP), saya berada di luar,” lanjutnya.

Dia juga mengaku, kerap mengalami tekanan dari rezim Orba saat masih aktif di parpol.

“Kalau tekanan, sejak saya Jurkamnas sudah ditekan-tekan. Kalau saya kampanye di Jakarta, daerah mana, sudah mau kampanye, datanglah aparat mengusir, kita pindah naik becak, itu tekanan terus, apalagi kalau saya ke daerah. Cuma buat saya kalau kita aktif di politik praktis, mau enggak mau risikonya menghadapi tekanan-tekanan,” tandas pria kelahiran Jakarta, 3 November 1944 ini.

Guntur mengatakan, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, yang merupakan adiknya tidak pernah mengajak untuk masuk PDIP. Namun, Presiden RI kelima tersebut terkadang meminta saran dalam hal tertentu.

“Mega itu ngajak (gabung PDIP) enggak pernah. Cuma kalau ada masalah yang katakan penting, itu kadang-kadang, saya katakan kadang-kadang, tidak selalu, dia nanya ke saya. ‘Kalau pendapat Mas gimana mengenai masalah ini’. Saya jawab saja apa adanya,” katanya.

“Saya kan konsekuen dengan pendirian saya. Saya kan enggak setuju fusi. Karena dalam pemikiran saya, apa pun partai itu kalau namanya partai fusi, pasti di dalamnya akan terjadi faksi-faksi yang tidak bisa dihindarkan. Pasti akan mengambil energi yang besar. Mengurus internal dan eksternal. Jadi, saya dari dulu enggak setuju dengan adanya fusi partai,” tutup Guntur.

[MBN]

Exit mobile version