Bimata

Persaingan Bank Digital di Indonesia Semakin Ketat

BIMATA.ID, Jakarta- Persaingan pasar bank digital di Indonesia akan ketat dalam beberapa tahun ke depan. Diperkirakan hanya beberapa bank digital yang akan menguasai pasar dan bertahan dalam 10 tahun ke depan.

“Pasar akan memfilterasi dan menentukan siapa yang dapat memimpin pasar. Cina dengan jumlah penduduk 1,4 miliar hanya 1-2 bank digital yang unggul. Indonesia mungkin 10 tahun dari saat ini, hanya akan ada tiga bank digital,” kata Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja dalam Webinar Banking Outlook 2021, Selasa (07/09/2021).

Jahja memperkirakan hanya sedikit bank digital yang mampu bertahan dalam jangka panjang. Hal tersebut disebabkan karena bank-bank digital yang kini banyak dibentuk atau ditrasnformasikan dari bank yang sudah ada, tapi memperebutkan pasar yang sama.

“Di Cina saat ini ada WeBank, Korea Selatan ada Kakao Bank, dan Jepang ada Rakuten Bank. Berapa banyak yang bisa seperti mereka di negaranya?” ujar Jahja.

Jahja menilai, selama ini di Indonesia ada lebih dari 200 bank umum. Tetapi kini hanya tersisa sekitar 100 bank saja yang saat ini memimpin pasar.

“Hanya 20 bank yang saat ini memimpin pasar,” kata dia

Tantangan lain yang harus dihadapi bank digital adalah belum 100% masyarakat Indonesia yang dapat melakukan transaksi transfer atau cassless society. Hal ini membuat bank digital harus menyediakan layanan penarikan tunai.

“Kalau mereka harus bikin ATM sendiri ini biaya besar atau jikapun join transaction itu biaya per transaksi juga besar,” ujarnya

 

(Bagus)

Exit mobile version