Menhan RI: Indonesia dan Australia Sepakat Meningkatkan DCA Menjadi Kerjasama Pertahanan Komprehensif
BIMATA.ID, Jakarta- Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, Kamis (9/9) melaksanakan pertemuan tahunan dengan Menteri Pertahanan Australia HE Peter Dutton MP dan Menteri Luar Negeri Australia HE Marise Payne di Gedung Pancasila, Kemlu, Jakarta.
Dalam konferensi pers, Menhan RI menggarisbawahi eratnya hubungan kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Australia yang terlah terjalin lama. Sebelum melaksanakan pertemuan 2+2 di Kemlu, Menhan RI Prabowo Subianto dan Menhan Australia Peter Dutton melakukan pertemuan di Kemhan, Jakarta, dan dalam pertemuan 2+2 ini kedua Menteri Pertahanan menandatangani pembaruan dari Defence Cooperation Arrangement (DCA) yang merupakan dokumen penting untuk menjadi payung kerjasama pertahanan komprehensif di masa mendatang.
“Kami juga telah menyepakati untuk bekerja keras meningkatkan DCA ini menjadi kesepakatan yang lebih kuat bagi kerjasama pertahanan kedua negara dalam kerangka kemitraan strategis”, tegas Menhan Prabowo.
Menhan Prabowo juga berterimakasih kepada Menhan Australia Peter Dutton dan ADF atas bantuan yang diberikan Departemen Pertahanan Australia, berupa Alat Pelindung Diri (APD) untuk mendukung program mitigasi Covid-19 di lingkungan Kemhan dan TNI pada Agustus 2020 dan 8 April 2021, serta ucapan terima kasih atas respons cepat angkatan bersenjata Australia dalam membantu pencarian KRI Nanggala-402.
Dalam pertemuan ini juga dibahas mengenai dukungan Australia dalam pasukan penjagaan perdamaian, di mana Australia telah mendonasikan sebanyak 15 Armoured Personnel Carriers serta mendiskusikan kemungkinan pengadaannya di masa mendatang.
Selain itu, pembahasan juga mengenai kemungkinan pihak Australia membuka area pelatihannya bagi unit militer Indonesia, untuk berpartisipasi saat melaksanakan latihan bersama, serta membuka kesempatan bagi Taruna TNI untuk mengikuti pendidikan di Akademi Angkatan Bersenjata Australia dan The Royal Military College, Duntroon, Australia, yang akan menjadi pertama kalinya dalam sejarah hubungan kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Australia.
Selanjutnya pembahasan sejumlah materi lainnya dalam pertemuan diantaranya mencakup kerjasama pemulihan bersama dalam hal pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi, bidang pertahanan dan keamanan konter terorisme, konter disinformasi dan kerjasama siber, serta kemitraan di kawasan (dinamika di Kawasan Indo-Pasifik dan keamanan maritim, maupun isu regional Myanmar dan Afghanistan).
Pada Pertemuan ini juga menghasilkan 3 MoU yang ditandatangani antara lain, MoU on countering Terrorism n Violence Extrimism, MoU in Cyber Cooperation and Emerging Cyber Technology dan Arrangement on Defence Cooperation.
Kemudian dalam hal kemitraan di Kawasan, Indonesia memandang kerjasama penguatan arsitektur kawasan adalah untuk memastikan meningkatnya stabilitas kawasan Indo-Pasifik penting agar mampu mendukung kelancaran pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mampu menjadikan kawasan sebagai ekosistem yang damai, stabil, dan sejahtera.
Konsep kerja sama Indo-Pasifik yang dilandasi politik luar negeri bebas aktif sejalan dengan visi mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang juga menjadi arah pembangunan pertahanan negara.