BIMATA.ID, Jakarta – Direktur Eksekutif Nurjaman Center Indonesia Demokrasi (NCID), Jajat Nurjaman menyampaikan, isu reshuffle kabinet yang semakin kencang akan membawa dampak besar terhadap partai politik (Parpol) koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Pasalnya, sejumlah nama santer terdepak dari Kabinet Indonesia Maju akibat kinerja buruk adalah menteri yang berasal dari Parpol.
“Kita sebut saja nama Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo), Johnny G Plate. Politikus yang berasal dari NasDem ini dianggap mempunyai catatan kinerja buruk. Mengingat, beberapa waktu lalu terjadinya kebocoran data pribadi Presiden Jokowi. Serta, gagal mencegah terjadinya kasus pembobolan data yang terus saja berulang,” ucapnya, saat dikonfirmasi redaksi Bimata.Id, Jumat (17/09/2021).
Jajat menyebut, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Republik Indonesia (RI), Yasonna Laoly juga dikabarkan akan terdepak dari kabinet. Sebab, Yasonna dinilai gagal mengurus Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia. Mulai dari kasus kaburnya tahanan, hingga kebakaran yang terjadi di Lapas Kelas 1 Tangerang, Provinsi Banten.
Pengamat politik muda ini mengemukakan, bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dalam kabinet turut mempengaruhi terjadinya reshuffle. Presiden Jokowi diperkirakan akan memberikan jatah menteri kepada PAN, sehingga harus menggeser menteri dari Parpol lain yang dianggap kinerjanya buruk.
“Meskipun pada dasarnya perombakan kabinet merupakan hak prerogatif dari presiden, akan tetapi menjaga stabilitas politik juga sangat penting. Di sisi lain, menteri yang berasal dari Parpol ini sudah diberi kesempatan, namun gagal dimanfaatkan,” pungkas Jajat.
“Untuk itu, diperiode terakhirnya Jokowi ini, apakah reshuffle kabinet kali ini akan mengedepankan penunjukan menteri sesuai kebutuhan dan kapasitasnya? Atau tetap mengutamakan kepentingan stabilitas politik dengan penunjukan asal menteri yang diusulkan Parpol?” ungkapnya.
[MBN]