BIMATA.ID, Jakarta- Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha mengatakan,Indonesia berencana untuk tidak lagi ekspor gas mulai 2035-2036 mendatang. hal ini disebabkan oleh potensi suplai yang besar, namun permintaan hanya dalam negeri, maka kemungkinan potensi ekspor masih bisa dilakukan.
“Sulit sekali nggak ada ekspor 2035 kalau nggak ada demand di dalam negeri. Ini isu utama yang sedang didiskusikan DEN dengan tujuh menteri, termasuk Kepala Bappenas. Kami bahas kebijakan yang tepat apakah demand realistis, kalau suplai ada di situ, tapi demand nggak bagus, ada potensi ekspor gas kita,” tuturnya.
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang ditetapkan pada 2017, pertumbuhan ekonomi Indonesia diasumsikan 7-8% per tahun, namun visi Indonesia 2045 saat ini diperkirakan pertumbuhan ekonomi rata-rata pada 2022-2045 sekitar 5% per tahun. Kementerian terkait kini juga membahas rencana revisi RUEN tersebut agar disesuaikan dengan kondisi terkini, seperti pertumbuhan ekonomi, rencana transisi energi ke energi baru terbarukan, serta Grand Strategi Energi Nasional
“Kami dengarkan industri, khususnya swasta dan industri migas dan untuk bisa capture semua demand. Tidak hanya tangkap demand, tapi juga bagaimana ciptakan kebijakan yang harus bisa disediakan dengan insentif,” tuturnya.
(Bagus)