BIMATA.ID, Jakarta- Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut banyak yang mendadak kaya raya dari Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Dana BLBI diberikan kepada perbankan yang sekarat saat krisis 1997-1998. Namun, hal tersebut malah menjadi kejahatan massal. Sebagian pelaku sudah masuk penjara dan sebagian masih dicari oleh pemerintah.
“Banyak pula yang mendadak kaya-raya dari permainan di sekitar BLBI,” ungkap Dahlan lewat tulisannya.
Dahlan menjelaskan, pemilik Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), Sjamsul Nursalim termasuk yang dicari oleh pemerintah yang diduga pelaku lari ke Singapura bersama istri hingga menjadi buron.
“Tambak udangnya yang terbesar di dunia, Dipasena, Lampung, tidak terurus. Berantakan, tapi industri kertasnya tetap berkembang pesat. Menjadi salah satu raksasa di Asia. Berkembang pula ke berbagai macam bisnis lainnya. Anak Nursalim-lah yang mengelola. Sang ayah mengendalikannya dari Singapura,” tuturnya.
Namun, April tahun ini komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) untuk tersangka Sjamsul Nursalim. MA menganggap kasus BLBI bukan pidana tapi sepenuhnya perdata. Dengan bebasnya Sjamsul Nursalim, Dahlan menilai keinginan memenjarakan siapa saja akan gagal.
“Maka Presiden Jokowi membentuk Satgas penagihan uang BLBI. Menko Polhukam, Menko Kemaritiman dan Investasi, Menko Perekonomian masuk di dalamnya. Juga Menteri Keuangan serta Menkum HAM,” ujar Dahlan.
Dahlan meyakini satgas tersebut sangat kuat. Dia pun memuji ternyata pemerintah jeli bahwa ada tagihan lama yang masih bisa dicari dan jumlahnya cukup banyak.
(ZBP)