BeritaHeadlineHukumOpiniPolitik

Connie Nilai Tiga Kepala Staf TNI Miliki Potensi Sama Besar Jadi Panglima

BIMATA.ID, Jakarta – Tiga nama Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) di tiga matra otomatis menjadi calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun November 2021.

Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie melihat, ketiganya berpotensi sama besar untuk menjadi Panglima TNI.

“Ketiganya pasti baik, pasti bobotnya sama, karena mereka sudah melewati hal yang sama,” ujarnya, dalam tayangan Metro Pagi Primetime di Metro TV, Selasa (07/09/2021).

Connie menjelaskan, Panglima TNI selanjutnya akan memiliki pekerjaan rumah yang lebih berat. Mulai dari menyiapkan Alutsista yang lebih baik, normalisasi siklus jabatan, memisahkan fungsi prajurit tempur dan prajurit administratur, serta terkait finansial TNI.

Jika mengacu pada negara lain, finansial TNI lebih banyak digelontorkan untuk TNI Angkatan Udara (AU).

“Kita lihat Angkatan Udara itu paling besar, karena perang ke depan lebih dianggap perang udara atau perang dari luar angkasa. Yang kedua, Angkatan Laut dan yang ketiga Angkatan Darat,” jelas Connie.

Bursa calon Panglima TNI tahun ini dikatakan bobotnya lebih berat terkait dengan isu politik. Mengingat salah satu calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa akan pensiun pada 2022. Namun, syarat menjadi Panglima TNI tetap akan mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Connie melihat, persaingan calon Panglima TNI saat ini tidak sehat. Bursa calon Panglima TNI malah seperti kontes kecantikan yang penuh dengan kampanye, dukungan, dan berita hoaks.

“Menurut saya distorsi itu banyak terjadi. Terlebih lagi sudah ada endorsement (dukungan) terbuka. Jadi, menurut saya sudah enggak sehat,” tuturnya.

Siapa pun Panglima TNI yang terpilih, menurut Connie, harus dapat membuat strategi baru. Ancaman di masa depan bukan hanya di Laut China Selatan, namun proksi baru akan lahir, yaitu India, Pakistan, dan Afghanistan.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close