Peristiwa

Andre Rosiade Geram Proyek Kereta Cepat Dikuasai China

BIMATA.ID, Jakarta- Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade melontarkan kritikan terkait proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Pasalnya, pengerjaan berasal dari kontraktor asing dan hanya satu lokal.

“Dalam proyek ini ada tujuh kontraktor, tetapi hanya satu perusahaan lokal, sedangkan 70 persennya dari China,” katanya dalam rapat Komisi VI, Rabu (1/9/2021)

Politikus Partai Gerindra ini pun mempertanyakan terkait penggunaan rel kereta api yang ternyata impor dari China.

“Apa kita tidak mampu bikin rel keretanya? Ini pekerjaan yang sederhana bikin rel, apakah Indonesia tidak mampu membuat rel kereta api? Sehingga harus impor dari Cina,” ucapnya.

Kendati demikian, Andre mendukung penuh terhadap proyek KCJB itu. Namun dia berharap agar pembangunan ini mampu mengangkat produk lokal Indonesia. Sehingga tidak perlu melakukan impor dari luar negeri.

Sebelumnya, dalam rapat tersebut Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan bahwa ada sekitar enam dari tujuh kontraktor yang mengelola proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berasal dari China.

Didiek juga menyebutkan bahwa PT KCIC (proyek KCJB) dimiliki oleh dua konsorsium yang pertama adalah PT PSBI Pilar Sinergi BUMN Indonesia yang terdiri dari PT Wijaya Karya sebesarnya 38 persen.

Kemudian PT KAI 25 persen, Jasa Marga sebesar 12 persen, dan PTPN 8 sebesar 25 persen.

“Secara konsorsium PT PSBI memiliki saham 60 persen di kereta cepat Jakarta Bandung, kemudian yang 40 persen dimiliki oleh konsorsium China yaitu Beijing Yawan,” pungkasnya.

Sementara itu, keenam konsorsium asal Cina yang masuk dalam Beijing Yawan ialah CRIC, CREC, Sinohydro, CRCC, CRSC, dan CRDC.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close