BIMATA.ID, Jakarta – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menyampaikan, gagasan Indonesia emas pada tahun 2024 bisa dicapai bila konsisten dan berkomitmen dengan Indonesia bersatu, berdaulat, dan berorientasi pada kemakmuran, serta keadilan sosial.
Namun, Zulkifli mengemukakan, yang terjadi belakangan perbedaan ditajamkan. Lalu, pikiran politik diracuni oleh logika elektoral yang menghalalkan segala cara.
“Hanya saja kalau kita melihat apa yang terjadi di Indonesia belakangan ini, perbedaan justru ditajamkan oleh satu sama lain. Pikiran politik kita diracuni logika elektoral yang cenderung menghalalkan segala cara,” ucapnya, dalam pidato kebangsaan yang digelar CSIS Indonesia secara virtual, dikutip dari akun YouTube CSIS Indonesia, Kamis (19/08/2021).
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI ini melihat, terjadi pecah belah bangsa dengan politik SARA dan politik identitas. Pecah belah itu juga ditunjukan dengan narasi-narasi pembelahan, seperti Pancasila-bukan Pancasila, cebong-kampret, serta buzzer-kadrun.
“Termasuk dengan memecah belah bangsa dengan politik SARA, politik identitas. Perbedaan keimanan kembali disoal, sukuisme diperkuat, wacana tionghoa-pribumi dimunculkan kembali, mayoritas minoritas dibenturkan, aku Pancasila dikontraskan dengan kamu bukan Pancasila. cebong vs kampret, buzzer vs kadrun. Sedih kita,” papar Zulkifli.
Legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Lampung I ini mengungkapkan, ada kemunduran karena keterbelahan di masyarakat tersebut.
“Padahal kita sudah 76 tahun merdeka kenapa mesti mundur lagi? Apa yang terjadi di tanah air kita belakangan ini. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh pihak untuk meneguhkan kembali, yuk teguhkan kembali janji kebangsaan kita kembali,” ungkapnya.
[MBN]