Bimata

Wasekjen PKS Sebut Kebijakan Pengecatan Pesawat Kepresidenan Sembrono

BIMATA.ID, Jakarta – Istana telah melakukan pengecatan Pesawat Kepresidenan dari semula biru putih, kini menjadi merah putih. Pengecatan ini pun menuai sorotan lantaran menghabiskan anggaran sebesar Rp 2 miliar.

Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Fathul Bari mengatakan, langkah Istana tersebut adalah kebijakan sembrono.

Sebab, Pemerintah Republik Indonesia (RI) terlihat seperti tidak memiliki empati kepada masyarakat yang kesusahan akibat pandemi Covid-19.

“Ini kebijakan sembrono yang sangat tidak peka dengan kondisi pandemi dan tidak memiliki empati terhadap kondisi masyarakat saat ini,” kata Fathul, Jumat (06/08/2021).

Fathul menyampaikan, saat ini persebaran pandemi semakin masif dan sudah menyebar ke berbagai daerah. Namun, dia menilai, kebijakan Pemerintah RI terkesan menyerahkan beban sepenuhnya ke masyarakat.

“Misalnya, untuk menanggung beban hidup masing-masing. Apalagi dengan kebijakan yang kontroversial, serta berbagai penyelewengannya, baik itu kasus bansos, pengadaan laptop,” tandasnya.

Langkah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, juga tidak diiringi dengan solusi yang diberikan. Pasalnya, banyak masyarakat yang mengeluhkan adanya PPKM yang dilakukan oleh Pemerintah RI.

“Sehingga, masyarakat seolah bertarung sendiri dengan tantangan hidup atau mati, menghadapi pandemi dan kesulitan hidup yang terjadi,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) RI, Heru Budi Hartono, membenarkan bahwa Pesawat Kepresidenan telah dicat ulang dari semula warna biru putih, kini menjadi merah putih.

Heru menjelaskan, pengecatan itu sudah diwacanakan pada 2019 silam, untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-75 pada 2020. Ia membantah, pengecatan Pesawat Kepresidenan merupakan bentuk foya-foya keuangan negara.

[MBN]

Exit mobile version